SSBN(X) |
Keinginan AL AS untuk memiliki kapal selam dengan kemampuan luncur rudal balistik (Ballistic Missile Submarine) pengganti kapal selam nuklir kelas Ohio semakin dekat realisasinya, setelah AL AS menandatangani kontrak desain dan pembuatan kapal selam baru dengan perusahaan General Dynamics Electric Boat.
Kontrak yang dinamai Integrated Product and Process Development tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kapal selam SSBN(X) yang merupakan kapal selam bersenjata rudal nuklir dan memiliki propulsi nuklir yang dimaksudkan sebagai asuransi bahwa Amerika Serikat akan selalu memiliki kemampuan pembalasan nuklir apabila situs-situs peluncuran rudal nuklir di kontinental diserang.
SSBN(X) yang sekarang sudah memiliki nama yakni kapal selam kelas Columbia tersebut akan dimulai fase desain mulai dari besaran produknya sampai dengan komponen terkecil, termasuk pembuatan purwarupa sebagai pembuktian konsep. Dalam pengembangan kapal selam Columbia, AL AS bekerjasama dengan Inggris yang juga membutuhkan rudal nuklir baru untuk kapal selamnya.
Kapal selam kelas Columbia diharapkan mulai dapat bertugas pada tahun 2041, dengan masa pengabdian selama 40 tahun berikutnya. Amerika Serikat ingin membuat 12 kapal selam kelas Columbia yang nantinya akan dilengkapi dengan 16 tabung peluncur rudal nuklir dari jenis Trident II D5. Saat ini program kapal selam Columbia sudah mencapai Milestone B yang artinya sudah mendekati fase produksi.
Nantinya, kapal selam Columbia akan menjadi kapal selam terbesar di Blok Barat, dengan panjang mencapai nyaris 200 meter. Dengan desain reaktor baru yang jauh lebih efisien, kapal selam kelas Columbia ini tidak akan butuh pengisian bahan bakar isotop nuklir selama 40 tahun, sehingga menurunkan kebutuhan untuk naik dok yang lama.
Sebagian besar teknologi untuk Columbia diambil dari kapal selam serang kelas Virginia, seperti sistem pengendalian dan navigasi berbasis teknologi fly by wire yang cukup dikendalikan dengan joystick, dimana sistem komputer akan mengendalikan arah gerak sirip kendali untuk memungkinkan kapal selam bergerak sesuai rute yang diinginkan.
Sistem sonar yang dimiliki Columbia nantinya akan mampu memetakan bentuk sasaran, atau sistem sonar tiga dimensi. Artinya ping balikan dari sasaran akan dapat menyingkap wujud lawan yang ada di depan sehingga Columbia dapat menyiapkan manuver yang dibutuhkan untuk melawan sasaran tersebut. Komponen lain yang diambil dari Virginia adalah antena, desain sistem komunikasi, dan anjungan.
Sebagai sistem penggerak, Columbia pun akan dilengkapi dengan motor elektrik baru sehingga kapal bisa bergerak dengan semakin senyap dan efisien. Dengan sekian banyak fitur canggih, satu unit kapal selam kelas Columbia nantinya akan memiliki banderol harga US$ 10,4 miliar, jelas tidak semua negara bisa membelinya. (Aryo Nugroho)