Predator-C Avenger |
India benar-benar tancap gas dalam program akuisisi dan modernisasi Bharatiya Vayu Sena atau Angkatan Udara India. Selagi disibukkan dengan program MMRCA, AU India malah sempat-sempatnya melirik sistem pesawat nirawak dengan kemampuan ofensif. Nampaknya India percaya betul bahwa pertempuran udara di masa mendatang akan didominasi pesawat terbang tanpa awak (PTTA).
PTTA dengan kemampuan ofensif yang ditaksir India adalah General Atomics Predator-C Avenger. PTTA yang satu ini terhitung gres bertugas di dalam militer AS, baru masuk dinas pada tahun 2009. Tak tanggung-tanggung, kalau AS mengijinkan Predator-C Avenger dijual, maka India sanggup membeli 100 unit dengan nilai kontrak US$ 8 Miliar.
Predator-C Avenger sendiri termasuk ke dalam sistem MHA (Medium to High Altitude) drone yang dapat melaksanakan berbagai misi mulai dari pengintaian pada area yang luas, serangan presisi di darat dan laut, dan misi-misi sensitif lainnya.
Predator-C Avenger diciptakan sebagai penyempurna MQ-9 Predato-B, dengan desain yang lebih stealthy dan juga ditenagai dengan mesin turbofan Pratt & Whitney PW545B dengan daya dorong 4.800 pon menggantikan turboprop. Dengan penggantian mesin ini, Predator-C Avenger dapat membawa lebih banyak persenjataan.
Kemampuan terbangnya meningkat menjadi 400 knot, nyaris dua kali lipat Predator-B. Ketinggian terbang yang bisa dijangkau mencapai 50.000 kaki dan terbang selama 18 jam, cukup untuk menjalankan misi apapun itu bagi India, termasuk pengintaian ke negara tetangga.
Kapasitas gotong senjatanya naik menjadi 3.500 pon, dimana sebagian persenjataan itu bisa disimpan di dalam perutnya, seperti sebuah pesawat pembom. Hal ini menjadikan Predator-C jauh lebih senyap dan sukar dideteksi radar dibandingkan Predator-B yang menggotong senjata di sayapnya. Predator-C jadi semakin sukar dideteksi oleh pihak lawan.
Predator-C Avenger dikendalikan melalui stasiun pengendali darat atau GCS (Ground Control Station) yang sama dengan Predator-B, dan saling terhubung melalui datalink satelit dimana GCS bisa menerima tangkapan video dan gambar secara real time. India diperkirakan akan meminta agar sistem koneksi dengan Predator-C bisa dibuat sendiri oleh India, agar bebas ketergantungan dari AS.
Negara tetangga India yaitu Pakistan diperkirakan akan melayangkan protes dan keberatannya pada Amerika Serikat terkait dengan rencana pembelian ini. Tiongkok pun pasti akan mengamati dengan cermat rencana pembelian tersebut. (Aryo Nugroho)