Modifikasi Radpanzer UR-416 Condor TDM |
Dengan beroperasinya AV8 Gempita sebagai platform multi peran dalam Tentera Darat Malaysia (TDM), maka panser pendahulunya, Radpanzer UR-416 Condor, pelan-pelan dipensiunkan. Condor buatan Thyssen Henschel sendiri banyak jasanya di dalam TDM, termasuk ditugaskan dalam misi PBB Malaysia di Somalia, yang kemudian beraksi menyelamatkan pasukan elit AS saat operasi Gothic Serpent gagal di tahun 1993.
Nah, sebagai kendaraan buatan Jerman, Condor masih punya sasis dan mesin yang kuat. TDM yang mengalami pemangkasan anggaran tentu saja tidak mau buru-buru memasukkan Condor ke museum. Deftech sebagai pabrikan panser Malaysia pun diminta turun tangan, untuk menjadikan Condor sebagai kendaraan angkut logistik.
Mengubah Condor sebagai pengangkut logistik seperti amunisi, suku cadang, atau perbekalan dianggap akan lebih murah dibandingkan dengan mengubah Gempita yang mahal harganya. Condor pun bisa melayani kebutuhan korps lapis baja maupun infantri mekanis dengan lebih andal dibandingkan dengan truk karena memiliki lapisan baja sehingga pengemudinya terlindungi.
Nah, dalam parade militer menyambut hari kemerdekaan Malaysia di Dataran Merdeka, TDM menampilkan satu purwarupa Condor yang sudah dimodifikasi sesuai spek angkut kargo. Condor tersebut dimodifikasi habis-habisan dengan memotong kabin yang tadinya diisi dengan pasukan, dan hanya menyisakan pelat baja papak untuk menaruh kargo.
Jadilah tersisa hanya kabin untuk pengemudi dan seorang komandan di belakangnya, sementara ruang mesin juga diperkecil dimensinya. Tidak nampak terlihat adanya dudukan senjata yang dipasang, mungkin karena varian ini diharapkan hanya beroperasi di garis belakang. Condor versi kargo ini juga nampak menarik trailer yang di atasnya bertengger UAV Aldura yang juga digunakan TDM.
Modifikasi seperti yang dilakukan TDM ini menarik, karena bisa mendayagunakan panser-panser lama yang mungkin dari segi kemampuan sudah tak bisa mengimbangi teknologi senjata terkini. Hanya saja satu hal yang masih mengganjal, adalah bagaimana kinerja Condor kargo ini, mengingat posisi kendaraan masih cukup tinggi karena yang dipotong hanya setengah dari posisi kabin asli. Deftech tampaknya tak mau ambil pusing untuk memodifikasi sistem penggerak sehingga permukaan flatbed bisa diturunkan lagi.
Dengan konfigurasi seperti itu, akan cukup sulit bagi prajurit untuk menaikkan atau menurunkan barang ke atas Condor, belum lagi handling kendaraan yang beresiko terguling saat dipacu dalam kecepatan tinggi sambil membawa kargo yang berat. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com/personal/index/