Belrex PCSV, Kendaraan Angkut Pasukan yang Tahan Ranjau Milik AD Singapura - Radar Militer

15 Oktober 2017

Belrex PCSV, Kendaraan Angkut Pasukan yang Tahan Ranjau Milik AD Singapura

Belrex PCSV
Belrex PCSV 

Pada militer di negara-negara Asia Tenggara, pasukan infantri sebagian besar masih diangkut dengan truk 5 ton, yang sebenarnya tidak didesain untuk memberikan proteksi pada pasukan. Keterbatasan anggaran memang tidak memungkinkan seluruh batalyon infantri dimekanisasi. Pembaca TSM yang masih ingat jaman darurat militer di Nanggroe Aceh Darussalam tentu masih ingat bukan, TNI AD sampai memodifikasi truk dengan batang pohon kelapa untuk menahan peluru?
Nah, dalam hal proteksi pasukan, SAF (Singapore Armed Forces) sudah selangkah lebih maju. AD Singapura secara resmi mengumumkan adopsi PCSV (Protective Combat Support Vehicle) yang diberi nama Belrex. Peluncuran Belrex dilakukan dalam upacara pada Jumat 25 November 2016, atau sudah hampir satu tahun yang lalu.
Peluncurannya dilakukan di SAFTI Military Institute Live Firing Area oleh Wakil Menteri Pertahanan dan Menteri Pendidikan Mr Ong Ye Kung. Dalam sambutannya, Mr Ong Ye Kung mengatakan bahwa “Dengan platform Belrex, kekuatan infantri kita akan lebih efektif dan dapat lebih beradaptasi dengan kondisi medan tempur modern yang terus berubah.”
PCSV sendiri adalah kendaraan taktis 4x4 yang didesain dengan kemampuan tahan ranjau, yang dikenal dengan terminologi umum MRAP (Mine Resistant, Ambush Protected). Belrex merupakan MRAP jenis ketiga yang tercatat telah diadopsi oleh AD Singapura sesudah Navistar Maxxpro dan Renault Higuard 6x6.
Maxxpro dibeli sebanyak 15 unit untuk penugasan kontingen pasukan tempur AD Singapura yang diberangkatkan ke Irak dan Peacekeeper dipakai oleh 2nd PDF (People’s Defense Force), yang ditugaskan melindungi objek vital. Belrex sendiri dikembangkan dari platform MRAP Marauder yang dikembangkan oleh Afrika Selatan. Pengembangan Marauder menjadi Belrex dilakukan dalam waktu 3 tahun, dimana pada 2012 perusahaan Paramount mengirimkan 12 unit Marauder ke Singapura untuk dibedah habis dan disesuaikan speknya untuk AD Singapura.
Belrex sendiri didesain untuk menggantikan hampir seluruh truk logistik dan angkut pasukan kapasitas 5 ton Batalion infantri motoris AD Singapura. Dikembangkan dari basis MRAP Marauder buatan perusahaan Paramount dari Afrika Selatan, adaptasi untuk kebutuhan AD Singapura dilakukan oleh DSTA (Defence Science & Technology Agency) dan perusahaan pertahanan level dunia ST Kinetics.
Keuntungan dari penggunaan PCSV tentu saja ada pada proteksi STANAG 4569 Level 3 yang melindungi terhadap proyektil 7,62x51mm NATO yang menyeluruh dibandingkan truk yang proteksinya rendah, yang makin dibutuhkan mengingat tingkat ancaman dan skenario pertempuran untuk negara kota seperti Singapura dapat datang dari segala arah.
Karena banyaknya fungsi yang dijalankan oleh truk 5 ton tersebut, Belrex pun didesain sebagai platform modular dengan bagian kabin belakang/ penumpang dapat dimodifikasi dalam berbagai konfigurasi seperti evakuasi medik, pembawa logistik, pembawa tangki bahan bakar, kendaraan zeni tempur, pengamanan pangkalan, bengkel lapangan, platform mortir, pembawa amunisi mortir, dan kendaraan sinyal/ komunikasi.
Sebagian peralatan yang tidak muat dimasukkan ke dalam kabin akan ditempatkan dalam trailer khusus yang disesuaikan isinya sesuai kebutuhan, dan akan ditarik oleh Belrex. Daya angkut total dari Belrex sendiri mencapai 4.000kg untuk prajurit dan seluruh peralatannya. Sistem proteksi dan komunikasi standar yang terpasang pada Belrex adalah sistem RMG (Remote Machine Gun) 7,62x51mm dan enam tabung pelontar tabir asap yang terpasang di atas kabin depan.
Konsol kendali untuk RMG ini terdapat di dashboard komandan yang duduk di samping pengemudi. Sebagai bagian dari Army 3rd Generation Transformation, Belrex juga siap tergabung ke dalam sistem ABI (Army Battlefield Internet) yang merupakan sistem manajemen kendali pertempuran terintegrasi milik AD Singapura. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb