Ketika British Parachute Regiment Mengamuk di Malvinas - Radar Militer

09 Oktober 2017

Ketika British Parachute Regiment Mengamuk di Malvinas

British Parachute Regiment
British Parachute Regiment 

Pada bulan April 1982, Argentina melancarkan operasi militer ke Pulau Malvinas versi Argentina, pulau kecil di Amerika Selatan dalam protektorat Inggris karena klaim bahwa pulau tersebut adalah milik Argentina. Tiga hari sesudah dipermalukan oleh Argentina yang merilis foto-foto Marinir Inggris yang dilucuti, Inggris mengirimkan gugus tugas Angkatan Laut, Darat, dan Udara untuk merebut kembali pulau yang dinamai Falkland oleh pihak Inggris tersebut.
Salah satu pasukan elit yang dikirimkan adalah Resimen ke-2 dari British Parachute Regiment (Paras) yang dikenal juga sebagai The Red Devils (Setan Merah) menjalani kampanye Falklands dengan menginduk pada 3 Commando Brigade dari AL Inggris sebagai pemimpin gugus tugas.
Tidak punya tempat untuk operasi penerjunan, para prajurit dari 2 Para terpaksa menjadi legs alias pasukan darat di Falklands. Tidak hanya itu, 2 Para terus menerus dihadang nasib buruk. Selain cuaca ekstrim dengan angin kutub yang nyaris tidak mampu ditahan oleh DPM Smock yang baru mereka terima, kabar buruk lain datang ketika kapal dagang MV Atlantic Conveyor ditenggelamkan rudal Exocet dari pesawat tempur Super Etendard Argentina.
Padahal kapal itu ditugaskan membawa seluruh helicopter Chinook yang akan digunakan untuk operasi air assault ke Goose Green, pangkalan udara utama Argentina di Falklands. Tidak gentar oleh hambatan, 2 Para menunjukkan kualitas mereka dengan melakukan tabbing, alias long march sejauh 68km dengan perlengkapan mereka.
Yang paling menderita tentu penembak L7A1 GPMG alias senapan mesin sedang, karena selain ransel bergen yang berbobot nyaris 60kg penuh perbekalan, mereka harus membopong GPMGnya sendiri, plus ekstra 600-800 butir peluru yang bobot totalnya bisa mencapai 90kg. Sungguh tantangan yang berat di tempat yang minim oksigen.
Jalur selatan menuju ke pangkalan udara di Goose Green terletak di semacam lembah yang diapit perbukitan. Argentina yang menyadari bahwa lokasi ini ideal untuk penjebakan, menempatkan pasukannya di bukit Darwin di sisi timur dan Boca House di bukit barat. Tentu saja kedua posisi ini harus dieliminasi agar pergerakan pasukan Inggris berjalan dengan lancar.
Saat malam tiba tanggal 27 Mei, kompi A menyerang bukit Darwin, sementara kompi B menyerang Boca House, diikuti kompi D berada di tengah-tengah. Awal serangan yang dilakukan saat subuh berlangsung lancar, namun kemudian pada pukul 8 pagi tentara Argentina mendapat bantuan senapan mesin MAG-58 bersama dengan pasukan tambahan yang dipimpin Kapten Jose Centurion.
Bantuan senapan mesin ini meningkatkan moral pasukan Argentina, ditambah dengan posisi mereka yang lebih tinggi memberikan keuntungan taktis. Kompi A yang jadi sasaran, terpaksa sembunyi di parit kecil. Kolonel Jones yang melihat hal ini, maju memimpin untuk menyemangati anak buahnya. Pasukannya yang tergugah semangatnya langsung mengikuti langkah Jones.
Penembak mortir menembakkan tabir asap untuk melindungi pergerakan Kolonel Jones dan pasukannya. Celakanya, angin yang bertiup sangat kencang membuyarkan tabir asap tersebut. Akibatnya, formasi Kolonel Jones terekspos. Musuh malah berhasil menjatuhkan tiga prajurit yang maju.
Kolonel Jones yang melihat anak buahnya jatuh, langsung mengubah strategi. Kini ia bermaksud melakukan serangan melambung ke posisi senapan mesin Argentina dari sisi kanan. Sayangnya, pertaruhan Kolonel Herbert Jones terpaksa dibayar mahal. Salah perhitungan, Kolonel Jones malah terkena dan anumerta.
XO 2 Para, Mayor Keeble kemudian mengubah taktik dengan mengirim kompi D untuk menolong kompi B. Dengan maju sambil tiarap, kompi D melakukan serangan melambung dan akhirnya berhasil merebut Boca House. Dari posisi Boca House, kompi B dan D lalu membantu posisi kompi A yang sedang terjepit di Darwin. Akhirnya, artileri 105 mm dipanggil untuk membungkam kedua posisi senapan mesin tersebut. Pukul 11 pagi, baik Darwin maupun Boca House jatuh ke tangan pasukan Inggris. Sekarang yang harus direbut tinggal pangkalan udara Argentina di Goose Green.
Pasukan 2 Para yang maju, kali ini kembali tertahan oleh tembakan kanon anti serangan udara 37 mm milik Argentina yang justru digunakan untuk melawan Paras. Baru pada sore hari mereka bisa bergerak lagi, setelah serangan roket dari 2 Harrier melumpuhkan posisi kanon tersebut. Mayor Keeble kemudian menentukan 2 target yang harus diserang. Target pertama berupa bangunan sekolah yang terletak di antara Darwin dan Goose Green. Target kedua adalah lapangan udara itu sendiri.
Dia kemudian memerintahkan kompi B untuk mendekati landasan utama dari arah selatan, kompi C untuk menguasai bangunan sekolah, dan kompi D untuk merebut landasan secara frontal. Bangunan sekolah diperkirakan berisi lebih dari 20 prajurit komando Argentina, siap tempur, dan pastinya lebih fit dibanding prajurit 2 Para yang sudah nyaris pingsan kelelahan. Para pembawa Gimpy belum sempat merawat dan membersihkan senjatanya karena harus bergerak maju, dan hebatnya, tidak satupun yang mengalami kemacetan.
Kompi C sendiri kekuatannya sudah jauh menurun. Saat anggota kompi mulai berbaris membentuk patroli 4-4, total personel hanya tinggal 50 orang. Amunisi menipis, sementara 11 jam pertempuran mulai menguras energi mereka.
Ketika semua anggota kompi C sudah berada 800 meter dari school house, mereka menerapkan taktik “breaking cover”, dengan cara tiarap lalu merangkak ke berbagai posisi yang berbeda. Setelah itu, semua anggota kompi C serentak bangun dan berlari sprint zig-zag, sehingga musuh kesulitan mencari mereka.
Setelah itu, perebutan pangkalan udara selesailah sudah. Kompi D mencapai landasan, disusul kompi B yang masuk dari selatan. Kompi C bergerak dari gedung sekolah yang selesai dibersihkan, menggabungkan diri dengan sisa pasukan. Lebih dari 10 Pucara dan 4 Aermacchi MB339A sukses direbut dengan kondisi relatif utuh. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb