SAP-518 KNIRTI |
Dalam kepemilikan perangkat elektronik pengacau radar (jammer), TNI AU harus diakui memang tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. AU Singapura sudah memiliki F-15SG yang dilengkapi dengan sistem ALQ-135M jammer, begitu pula Sukhoi Su-30MKM Tentara Udara Diraja Malaysia yang dibekali dengan pod SAP-518 KNIRTI.
Kemampuan peperangan elektronika memang jamak dibutuhkan, terutama ketika harus menembus pertahanan udara lawan. Tanpa perlindungan dari sistem jammer pod, maka pesawat tempur serang tidak akan bisa bertahan, apalagi kalau lawan menggelar rudal anti pesawat canggih. Biarpun Su-27/30 TNI AU sudah dibekali dengan pensil canggih alias rudal, kehadiran sistem pengacau elektronik jelas tetap dibutuhkan.
Nah, setelah menelisik dokumen pemerintah yang dibuka untuk publik, nyatanya ada kejutan. Ternyata TNI AU pada 2016 sudah merealisasikan pengadaan pod jammer Sukhoi-27/30 yang bermarkas di Lanud Hasanuddin, Sulawesi Selatan. Anggaran yang disiapkan untuk membeli pod jammer tersebut adalah sekitar Rp 90 Milyar lebih. Proyek pengadaan tersebut diadakan secara lintas tahun (carry over), artinya realisasinya kemungkinan adalah pada tahun 2017 sekarang ini.
Pertanyaannya kemudian, pod jammer apa yang dibeli untuk Flanker TNI AU? Ini agak sulit ditelusuri karena dokumen tersebut tidak menyebut secara pasti sistem pengacau elektronik apa yang dibeli oleh TNI AU, mungkin demi kerahasiaan. Yang jelas, salah satu jenis jammer yang paling sering dibeli untuk Su-27/30 adalah pod SAP-518 buatan pabrikan KRET.
SAP518 memang salah satu komplemen sistem elektronik bagi Su-30, yang misi utamanya adalah untuk meredam keganasan radar sistem pertahanan musuh pada saat melakukan misi serang darat. Pod SAP-518 memungkinkan Su-30 menjalankan misi SEAD (Supression of Enemy Air Defense) dengan memancing radar lawan kemudian menghabisinya, untuk membuka jalan bagi pesawat serang untuk bisa memasuki wilayah lawan yang dipertahankan kuat.
Dengan kemampuan Su-30 yang gahar ditambah dengan pod SAP-518, beberapa pengamat militer menjuluki Su-30 dengan SAP-518 sebagai Growlerski (mengacu pada pesawat perang elektronik EA-18G Growler). SAP-518 memiliki kemampuan untuk meniru electronic signature atau tampilan sinyal elektronik radar berbagai jenis pesawat Blok Barat maupun Timur sambil menciptakan beberapa tampilan echo palsu yang menipu radar musuh. Lawan pun akan kesulitan untuk menerka mana sasaran yang betul-betul perlu dikunci dan dihadiahi rudal.
Nah, karena keterbatasan informasi mengenai tipe jammer apa yang dibeli oleh TNI AU, kita hanya bisa menunggu sampai Su-27/30 tampil di hadapan publik dengan membopong sistem jammer tersebut. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com