Hercules AU AS menjatuhkan BLU-82 |
Pesawat militer angkut berat C-130 Hercules memang serba bisa. Angkut pasukan, penerjunan, pesawat serang dalam wujud Spectre, pesawat pasukan khusus, bahkan sampai pemadam kebakaran. Semua dijalani C-130 dengan baik hingga pesawat ini masih terbang, 50 tahun sejak dibuat. Namun begitu, ada satu peran Hercules yang kerap luput dari pengamatan.
Peran itu adalah menjatuhkan bom ke sasaran. Ya, C-130 memang tidak pernah didapuk sebagai pesawat pembom. Akan tetapi, asasinya sebagai pesawat angkut tentu memiliki desain ruang kargo yang sangat besar. Daya angkutnya pun sangat oke, mengalahkan jet serang atau pembom paling besar sekalipun, dan hanya kalah dari pembom strategis seperti B-1 dan B-52.
Dengan potensi seperti itu, banyak negara pengguna C-130 kemudian memanfaatkan kemampuan C-130 ini untuk benar-benar melakukan pemboman. Amerika Serikat adalah negara pertama yang menggunakan C-130 sebagai pesawat pembom di dalam Perang Vietnam.
C-130 menjadi pesawat satu-satunya yang bisa membawa bom BLU-82 Daisy Cutter, yang didesain untuk menyapu habis areal sekitarnya untuk menyiapkan tempat pendaratan helikopter secara instan, ketimbang harus membabat pohon secara manual. Penerusnya, BLU-82 MOAB (Massive Ordnance Air Blast) juga dijatuhkan dari MC-130E Combat Talon atau MC-130H Combat Talon II.
Namun yang paling menarik justru bukan C-130 yang digunakan AS, karena biasanya selalu dilindungi oleh payung udara. Penggunaan C-130 sebagai pesawat pembom dalam perang oleh negara lain lebih menarik karena pesawat tambun yang tidak lincah ini diterbangkan di bawah bayang-bayang sergapan lawan. Pilotnya pemberani dan punya nyali.
Ambil contoh Pakistan, yang menggunakan seluruh C-130E yang dimilikinya sebagai pesawat pembom dalam perang India-Pakistan 1965. C-130 Pakistan berhasil menghancurkan 17 pesawat tempur dan merusak 16 lainnya dalam misi pemboman ke India. Bahkan untuk menaikkan moral pilot-pilotnya, Kepala Staf AU Pakistan Marsekal Nur Khan terbang sendiri dalam salah satu C-130 yang melancarkan pemboman ke pangkalan udara India dan juga aset strategis seperti jembatan dan stasiun pengisian bahan bakar. Pemboman dilakukan dengan mengikat bom-bom Mk-82 ke palet dan menjatuhkannya dengan didorong keluar di atas sasaran.
Contoh lain pengguna C-130 sebagai pembom adalah Argentina, yang dalam perang Falklands/ Malvinas terpaksa memodifikasi C-130nya sebagai pesawat pembom karena armada Mirage Dagger dan Skyhawknya terbatas. Hanya bedanya, bom dipasang di pylon yang seharusnya dicanteli tangki bahan bakar cadangan. Sistem pylon MER (Multiple Ejection Rack) dipasangi enam bom Mk82 sebuahnya sehingga total C-130 Argentina bisa membawa 12 bom.
C-130 yang dimodifikasi sebagai pembom tersebut digunakan oleh AU Argentina untuk menyasar kapal-kapal kargo yang ditengarai menyediakan logistik bagi gugus tugas AL Inggris. Hercules pembom tersebut berhasil membom kapal kargo, yang uniknya juga bernama Hercules, yang ternyata berbendera Amerika Serikat, di luar wilayah yang dinyatakan sebagai wilayah perang. Untungnya, bom yang digunakan gagal meledak karena kesalahan sumbu yang dipakai, dan akhirnya Argentina menghentikan kampanye pemboman dengan C-130 tersebut.
Terakhir, negara yang masih menggunakan C-130 sebagai pembom adalah Iran, yang terlihat berlatih menjatuhkan bom mk84 dalam sejumlah latihan militer. C-130 yang dimiliki Iran adalah peninggalan pengadaan di masa Shah Iran Reza Pahlevi masih berkuasa. Terakhir pertanyaan menggelitik, dengan lebih dari 30 unit C-130 yang dimiliki TNI AU, apakah tidak pernah terpikir untuk ujicoba C-130 sebagai pembom? (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com