CETME Modelo L |
Menjadi yang pertama tidak jaminan akan bertahan selamanya. Jika saja pepatah tersebut dipegang para petinggi CETME, saat ini mereka tidak akan menghamba dan bisa berdiri dengan kepala tegak dengan desain asli keluaran pabrikan yang berjaya di era 1960an dan 1970an ini. CETME awalnya dikenal sebagai pabrik senjata revolusioner yang berhasil memproduksi senapan tempur otomatis, yang pertama sejak Perang Dunia II.
Pada saat Eropa mengadopsi amunisi 5,56x45mm tipe SS109 berinti baja pada kontes yang diadakan pada 1978, Spanyol dengan segera mengeluarkan proposal untuk produksi senapan serbu yang taat pada standar ini. CETME menjawab dengan memodifikasi habis-habisan senapan tempur (battle rifle) Modelo C, dan melakukan ‘pengecilan’ sehingga senapan baru ini mampu mengadopsi proyektil kaliber 5,56x45mm SS109.
Hasil akhirnya, entah disengaja atau tidak, jadi seperti mengikuti pola pabrikan HK yang merilis HK33. Senapan serbu yang diberi kode Modelo L oleh CETME ini tetap mengadopsi roller-delayed blowback, mengandalkan dua roller untuk memperlambat gerak bolt kebelakang untuk menurunkan tekanan gas. Senapan yang dihasilkan memiliki bobot yang enteng karena tidak memerlukan komponen tambahan seperti tabung gas, namun dengan bentuk yang agak kaku.
Yang terpenting, Mod. L bisa dimasuki magasen M16, syarat penting yang dituntut beserta kompatibilitas dengan SS109. Fitur andalan lainnya adalah sistem bidik yang cukup kompleks. Berbeda dengan senapan lain, pejera pada Mod. L dibuat dengan sistem 2 tiang, tiang tipis untuk tembak jitu dan tiang tebal untuk penggunaan umum. Sementara untuk bagian lainnya, seperti popor dan pistol grip berbahan plastik, masih mendapatkan pengaruh dari Mod. C.
CETME Model L menjadi senjata yang terlalu berat, karena desainnya sebenarnya adalah desain senapan tempur yang diciptakan untuk mengadopsi peluru yang lebih besar. Senapan ini juga tidak ramah pada sistem optik, yang saat itu mulai berkembang dan jadi aksesoris standar untuk senapan serbu.
Sayangnya, seperti kata pepatah what can went wrong, really went wrong, ternyata diketemukan banyak masalah pada Mod. L, baik dari desain maupun komponen lainnya. Dimulai dari depan, handguard pada Mod. L yang mengotak menghadapi masalah panas dari laras karena minim ventilasi, sementara tiang pejera tipis seringkali bengkok atau malah patah karena terbentur atau jatuh.
Handguard atau pegangan tangan didesain ulang dengan bentuk yang mirip dengan FNC, namun masalah pejera tak diketemukan solusinya. Peluru SS109 racikan pabrik lokal INI memiliki spek yang agak mengerikan: tekanannya jauh diatas standar NATO dan mesiu yang digunakan cenderung kotor-meningkatkan fouling pada laras dan kamar peluru, dan menaikkan suhu laras akibat penembakan yang berujung pada menurunnya keandalan.
Tekanan yang besar sering membengkakkan dimensi kelongsong sehingga terjepit dan tidak bisa ditarik keluar dari kamar peluru, yang diobati dengan membuat ceruk memanjang pada kamar peluru (fluted chamber) agar ada sisa ruang/ meniadakan kemungkinan kelongsong yang membengkak menciptakan ruang hampa.
Biarpun bisa diperbaiki, kerusakan sudah terjadi. Senapan yang dikembangkan dalam varian L, LC (karabin), dan LV (Visor/ tembak jitu) dengan teleskop SUSAT kadung tidak laku di pasaran. Sudah terlambat, kualitas tidak yahud pula. Akibatnya, senapan yang diadopsi pada 1982 oleh Spanyol tersebut tidak pernah laku terjual keluar dari negaranya. CETME Modelo L di Angkatan Darat Spanyol akhirnya digantikan oleh HK G36 pada tahun 1996 yang dibuat secara lisensi oleh pabrikan Santa Barbara Sistemas. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com