Granat Flashbang |
Dalam tipikal operasi berbahaya seperti operasi anti teror yang membutuhkan penanganan taktis dan manuver dynamic entry, unsur kejutan menjadi fokus dan selalu harus dipertahankan sebagai kunci kemenangan. Khususnya dalam situasi pertempuran jarak dekat, anggota tim serbu yang masuk tidak bisa asal terjang ke dalam. Salah penanganan, target di dalam justru bisa melawan, salah-salah malah memberondong habis anggota tim yang masuk lewat pintu.
Anggota tim penyerbu dari Kepolisian atau militer yang masuk pun seringkali dihadapkan pada situasi adanya sandera atau tawanan di dalam ruangan, yang jadi perisai hidup bagi target atau penyandera. Butuh jeda kesempatan untuk memberi waktu bagi anggota pasukan yang masuk, mengarahkan bidikan, dan menjatuhkan sasaran sebelum target menghabisi sandera yang terjebak atau menembak anggota tim serbu terlebih dahulu.
Untuk membeli jeda waktu yang berharga tersebut, salah satu alat yang bisa digunakan adalah granat flashbang atau granat pengejut, yang pertamakali dipergunakan dalam penugasan di lapangan oleh 22nd Special Air Service dalam penanganan penyanderaan kedutaan besar Iran di London 1980 melalui operasi Nimrod. Pasukan khusus Jerman GSG-9 pun menggunakan granat kejut dalam operasi Magic Fire, pembebasan Boeing 737 Lufthansa yang dibajak di Mogadishu.
Seperti namanya yang merupakan amalgamasi dari kata flash atau kilat dan bang atau bunyi suara yang memekakkan telinga, granat flashbang memang diciptakan untuk mengalihkan perhatian dan melumpuhkan tanpa mematikan sasaran atau membahayakan orang-orang di sekitarnya.
Seperti namanya yang merupakan amalgamasi dari kata flash atau kilat dan bang atau bunyi suara yang memekakkan telinga, granat flashbang memang diciptakan untuk mengalihkan perhatian dan melumpuhkan tanpa mematikan sasaran atau membahayakan orang-orang di sekitarnya.
Berbeda dengan granat fragmentasi yang didesain untuk meledak melepaskan puluhan bahkan ratusan fragmen casing granat menjadi proyektil mematikan, granat kejut dioptimalkan untuk menghasilkan suara yang memekakkan telinga dan cahaya yang menyilaukan mata, sehingga fokus dan perhatian mereka yang terkena bisa teralihkan beberapa detik, cukup bagi tim serbu untuk masuk dan melumpuhkan sasarannya.
Sosok granat kejut ini sendiri berbeda-beda, tetapi biasanya berbentuk silinder, beda dengan granat fragmentasi yang berbentuk nanas atau manggis. Pada beberapa model seperti M84 stun grenade yang menjadi standar militer AS, bagian luar casingnya diberi lubang-lubang agar cahaya yang dihasilkan lebih terfokus dan terang dan juga mencegah api menjalar terlalu jauh dari titik impak.
Isian dari flashbang sendiri adalah bubuk kilat-bakar (flash powder) berbasis magnesium yang didesain untuk menghasilkan kerlap kilat cahaya terang ketika dipantik dan suara ledakan keras dengan tingkat kebisingan 150-170 desibel di titik impak granat. Pada saat tuas pengaman ditekan dan cincin pengaman ditarik, maka primer akan mulai tercampur dengan pemantik pertama dan delay mix untuk memberikan waktu bagi granat melayang di udara. Ketika waktu reaksi delay mix habis, maka flash powder akan mulai terbakar dan menghasilkan reaksi cahaya dan suara yang diharapkan membuat siapapun yang melihatnya terdisorientasi.
Cahaya super terang yang dihasilkan akan membuat pupil mata kesulitan menyesuaikan intensitas cahaya yang begitu terang dan tiba-tiba, dan suara ledakan bisa menimbulkan bunyi denging pada gendang telinga. Belum lagi kalau ada beberapa granat kejut yang dilemparkan tiba-tiba. Setelah beberapa detik efeknya akan memudar, tetapi butuh waktu bagi mata untuk menyesuaikan diri dan memberikan pandangan yang fokus. Secara teoritis musuh bisa saja bersiap dengan menutupi telinga mereka atau menggunakan penutup mata, akan tetapi dengan begitu mereka pun tidak bisa fokus pada tim serbu yang langsung mendobrak masuk seketika.
Walaupun didesain sebagai solusi non-letal, granat kejut masih menyimpan resiko. Mengingat sensitifitas dan daya tahan fisiologi tiap orang berbeda, ledakan granat kejut bisa saja menyebabkan kerusakan gendang telinga permanen. Selain itu, granat kejut tetap menghasilkan kilatan api yang bisa menyebabkan kebakaran apabila granat kejut jatuh di atas barang-barang yang mudah terbakar. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com