Pabrik Senjata Heckler & Koch Pernah Gagal dalam Bisnis Senjata - Radar Militer

18 November 2017

Pabrik Senjata Heckler & Koch Pernah Gagal dalam Bisnis Senjata

 Produk Heckler & Koch
Produk Heckler & Koch 

Jauh sebelum pabrikan senjata Jerman Heckler & Koch populer dan terkenal dengan senapan serbu HK416 yang mengkhususkan desainnya pada senjata yang mengakomodasi magasen standar M16 atau STANAG 4179, Heckler & Koch pada tahun 1980an pernah mencoba peruntungan mereka dengan mencoba memahami karakteristik pasar yang tengah gandrung dengan senjata buatan Amerika Serikat.
Pemahaman atas kemauan konsumen itu diwujudkan dengan membuat senjata yang mengadopsi magasen dan bentuk senapan serbu M16 ke dalam desain senapan serbu HK33 yang pada gilirannya berbasis pada senapan tempur G3. Upaya itu berujung pada senapan tempur G41, yaitu senapan HK33 yang dimodifikasi sedemikian rupa agar pengguna M16 bisa beralih ke G41.
Jika boleh memilih, HK pasti ingin melupakan G41 yang gagal di pasaran. Sudah susah payah merancang ulang HK33 agar bisa memakai magasen M16, ternyata hasilnya jauh asa dari harapan. Pembeli tidak datang, pelanggan lama juga kabur. Negara-negara pemakai HK33 tidak satupun yang melongok G41. Semuanya memilih membeli saja senjata lain yang jauh lebih modern.
Padahal jika ditengok, G41 adalah senapan yang gahar nan kaya fitur. Diturunkan dari HK33, layoutnya 11-12 dengan kakaknya. Mekanisme juga masih mengandalkan roller delayed blowback warisan HK33 yang menyomot dari G3. Tapi persamaannya hanya itu. HK pasti sudah berpikir, jika sekedar mengganti lubang magasen, G41 tidak akan laku terjual. Oleh karena itu, fitur-fitur andalan dari berbagai senapan serbu dicangkokkan ke G41.
Ubahan pertama dan kentara sudah pasti pada lubang magasen, yang dicetak menyatu dengan receiver atas. Kalau boleh jujur, lubang magasen G41 nampak benar menyontek habis milik M16, termasuk penampangnya yang sedikit miring. Fitur lainnya yang juga dicomot dari M16, adalah tuas forward assist yang di HK dipasarkan sebagai silent bolt closure, mengantar bolt ke depan tanpa harus mengokang senjata.
Bahkan fitur seperti dust cover, yang sebenarnya tidak diperlukan dengan mekanisme roller delayed blowback yang kebal debu pada G41, ditambahkan juga. Yang paling janggal tentunya gagang pembawa (carry handle) yang mirip dengan milik FN FAL, kelihatan betul kalau G41 memang ingin diposisikan melawan M16 yang jauh lebih ringan dan enak digunakan.
Selebihnya, G41 masih menampilkan kualitas yang dijaga betul oleh HK. Laras tempa dingin, dengan rifling polygonal yang hanya bisa dicapai dengan mesin presisi tinggi menjadi fitur standar, dan disediakan sesuai selera Negara pembeli. Mau twist 1:7 untuk SS109 hayuk, twist 1:12 untuk proyektil lama M193 monggo, semua sesuai keinginan pembeli dan pabrikan HK bisa menyediakan semuanya.
Sistem pisir-pejera ghost ring, yang terbaik diantara system bidik mekanis standar senapan, tetap dipasang demi kepuasan pengguna. Bahkan untuk G41, HK berani selangkah lebih maju. Diluar warna hitam, G41 dilansir dengan popor berwarna, dibuat dengan teknik injection molding. Ada warna gurun untuk pembeli Negara-negara gurun, dan warna hijau untuk Negara yang punya rimba lebat.
Sayangnya, pepatah ada harga ada barang berlaku. HK menjual G41 terlalu mahal, di dunia yang saat itu kebanjiran surplus M16A1 berharga murah. Apalagi AS rela membantu dengan skema kredit FMS (Foreign Military Sales). Akibatnya, G41 tidak pernah dibeli barang sepucuk pun oleh negara-negara yang secara tradisional menggunakan senjata buatan Jerman. Nasib G41 tidak ubahnya seperti CETME Model L, yang kalah karena gagal mendefinisikan bentuk senjata terbaik untuk penggunanya. Untungnya, saat ini nasib Heckler and Koch sudah jauh lebih baik. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb