Rusia Sepakat Imbal Beli 85 Persen untuk Pembelian Su-35 TNI AU - Radar Militer

01 November 2017

Rusia Sepakat Imbal Beli 85 Persen untuk Pembelian Su-35 TNI AU

 Sukhoi Su-35 Flanker
 Sukhoi Su-35 Flanker 

Admin dalam tulisan terdahulu telah menyampaikan bahwa Rusia sendiri tengah berada dalam bayang-bayang sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, yang dapat mempengaruhi transaksi negara-negara yang ingin membeli senjata Rusia.
Salah satu pandangan yang admin sampaikan untuk dapat mengakali aturan sanksi tersebut adalah agar pembelian tersebut dilakukan dengan imbal beli maksimal, sehingga ada pihak ketiga yang jadi perantara penjualan Sukhoi Su-35 Flanker dengan memperkecil kredit.
Usulan tersebut jadi kenyataan, setelah Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan kepada pers bahwa kontrak pembelian jet tempur canggih dari Rusia tersebut sudah difinalisasi dengan angka 85% imbal beli yang terdiri dari 50 persen ekspor komoditas terpilih dan 35 persen dalam bentuk fasilitas perawatan pesawat, perbaikan, dan pembaruan kemampuan atau yang dikenal dengan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul).
Nilai yang ditawarkan ini terhitung sangat besar untuk ukuran pembelian sistem senjata dari Rusia, yang biasanya menginginkan pembayaran secara tunai keras atau cicilan karena Rusia butuh dana segar dan sistem perekonomiannya dibatasi oleh sejumlah sanksi ekonomi.
Artinya 85% dari harga yang dibayarkan oleh Pemerintah Indonesia akan dikembalikan dalam bentuk investasi kembali yang akan memperkuat industri pertahanan dalam negeri di Indonesia, yang pada gilirannya akan memampukan Indonesia untuk merawat sendiri armada pesawat tempur canggih itu. Total nilai yang disepakati untuk pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 dan persenjataannya adalah senilai US$ 1,145 Miliar.
Fasilitas perbaikan yang didirikan dengan bantuan Rusia tersebut akan memiliki kemampuan untuk membuat sebagian suku cadang yang dibutuhkan oleh Su-35. Setelah Kementerian Pertahanan RI melakukan penandatanganan kontrak, BKPM dan Departemen Perindustrian akan membantu pihak Rusia dengan segala perijinan yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas perawatan tersebut. (Aryo Nugroho)
Panglima TNI Akan Batalkan Pembelian Sukhoi Jika Tidak Sesuai Spesifikasi
Presiden perintahkan Sukhoi Su-35 yang dibeli Indonesia harus siap tempur lengkap dengan persenjataannya.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan penolakan menerima pesawat tempur Sukhoi Su-35 bila tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh TNI Angkatan Udara. "Apabila Pesawat Sukhoi yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh KSAU, maka saya perintahkan untuk dibatalkan, kalau diterima berarti saya dan KSAU melaksanakan Insubkordinasi kepada Presiden RI Joko Widodo," kata Panglima TNI usai meresmikan pembangunan perumahan, sarana pendidikan dan barak prajurit di Markas Yonkav 7/Sersus Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (31/10).
TNI sendiri rencananya membeli 11 Pesawat Tempur Sukhoi Su-35 sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh TNI Angkatan Udara untuk memperkuat pertahanan udara nasional. Panglima TNI mengatakan, bahwa TNI telah mengirimkan surat kepada Kementerian Pertahanan RI dengan tembusan Presiden RI Joko Widodo.
"Dalam rapat terbatas, Presiden RI sudah memerintahkan agar pesawat tempur yang dibeli adalah Pesawat Sukhoi Su-35 yang siap tempur," katanya.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan, bahwa Pesawat Sukhoi Su-35 yang akan datang sudah sesuai dengan spesifikasi yang diajukan oleh Kasau, sudah siap tempur antara lain dilengkapi persenjataan Air to Air Missile, Air to Ground Missile, Bomb, Ground Support Equipment, Simulator, Spare Part termasuk mesin cadangan.
"Kalau tidak sesuai dengan spek jangan diterima. Semoga 11 pesawat Sukhoi yang akan datang sudah dilengkapi sesuai dengan persenjataan yang butuhkan TNI AU, hal ini yang menjadi motivasi TNI dalam membeli pesawat tempur dari Rusia," jelas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Terkait pembelian alutsista TNI, Panglima TNI menjelaskan bahwa selain membeli Sukhoi Su-35 dari Rusia, TNI juga sudah membeli Pesawat Tempur F-16 dan helikopter AH-64E Apache Guardian dari Amerika Serikat, yang semuanya dilengkapi dengan persenjataan. Di samping itu, TNI juga memesan alutsista lainnya dari negara China dan negara-negara Eropa. (Andri Saubani)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb