AGM-114R3 Hellfire |
Salah satu senjata yang menabalkan legenda AH-64 Apache sebagai heli serang paling mumpuni di dunia adalah rudal anti udara-darat AGM-114 Hellfire. Rudal ini begitu ampuh saat digunakan dalam Perang Teluk II, meluluhlantakkan seluruh tank-tank Garda Republik Irak. Nah, Indonesia yang membeli 8 unit AH-64E Apache Guardian juga membeli 140 unit rudal AGM-114R3 Hellfire II tersebut, seperti dikutip dari beberapa sumber.
Namun begitu, Hellfire versi Romeo yang dibeli Indonesia dan negara lain seperti Belanda, Inggris, Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait, sesungguhnya adalah rudal Hellfire ‘kasta kedua’. Kasta pertama rudal ini ditempati oleh varian AGM-114L yang dipandu oleh radar Longbow. AGM-114R3 adalah evolusi dari AGM-114 generasi pertama yang menggunakan sistem pemandu laser semi aktif.
Dengan panduan radar, AGM-114L dapat diluncurkan dalam kondisi cuaca buruk sekalipun, dan memiliki kemampuan serang dari segala sudut, tidak harus line of sight atau sejajar dengan sudut dari optik bidik TADS. AGM-114L bahkan bisa diluncurkan saat Apache Longbow sedang bersembunyi di balik rimbunnya pepohonan.
Nah, 4 unit AH-64E Apache Guardian yang dibeli Indonesia memang dilengkapi radar Longbow, tapi tanpa rudal AGM-114L, radar tersebut hanya bisa dipakai menemukan sasaran, tidak bisa dipakai untuk mengunci sasaran di darat bagi rudal AGM-114L.
Juru tembak di kokpit depan tetap harus menemukan sasaran tersebut secara visual untuk dikunci dengan sistem pembidik laser untuk melepaskan AGM-114R3. Dalam kondisi kabut atau sasaran dikamuflase, hal ini tentu membutuhkan mata yang awas. Bandingkan dengan AH-64 AS dengan AGM-114L, begitu sasaran ketemu, tinggal kunci dan lepaskan rudal, heli bisa langsung pergi.
Untuk rudal AGM-114R3, juru tembak harus tetap mengunci sasarannya dengan laser sampai rudal AGM-114R3 bisa menghantamnya. Ini butuh kepiawaian dari juru tembak yang harus tetap tenang setelah menembakkan rudal. Kalau lawan lincah bergerak dan berbelok tajam sampai keluar dari cakupan alat bidik TADS (Target Acquisition and Designation Sights), maka selamatlah sasaran itu.
Untuk hulu ledak, AGM-114R3 menggunakan hulu ledak blast-fragmentation yang dioptimalkan untuk multi sasaran seperti perkubuan, kendaraan lapis baja, bangunan, dan sebagainya. Sementara AGM-114L menggunakan hulu ledak tandem yang sangat optimal untuk melumat tank, termasuk yang menggunakan sistem proteksi tambahan. Jadi, untuk memburu tank, sebenarnya AGM-114L jauh lebih trengginas dibandingkan AGM-114R3.
Di luar perbedaan sistem pemandu, pabrik yang memproduksi varian AGM-114L dan AGM-114 lainnya pun berbeda. AGM-114L khusus dibuat oleh Longbow LLC, perusahaan yang dimodali oleh Lockheed Martin dan Northrop Grumman. Sementara untuk AGM-114R3 dan varian lainnya dibuat oleh Hellfire Systems LLC, perusahaan gabungan antara Boeing dan Lockheed Martin. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com