AS Buka Opsi Serangan Pendadakan ke Korea Utara - Radar Militer

01 Desember 2017

AS Buka Opsi Serangan Pendadakan ke Korea Utara

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley  

Tindakan provokasi Korea Utara yang meluncurkan rudal balistik Hwasong-15 disambut dengan amarah besar dari Amerika Serikat. Bagaimana tidak, rudal yang diluncurkan pada waktu siang hari di Amerika Serikat itu punya kemampuan yang melebihi rudal-rudal Korea Utara sebelumnya, bahkan disebut-sebut mampu menjangkau wilayah ibukota Amerika Serikat, Washington D.C.
Rudal Hwasong-15 dalam peluncurannya mampu mencapai ketinggian 4.475 kilometer dan melintas sejauh 950 kilometer sebelum jatuh ke perairan Jepang. Rudal tersebut diluncurkan secara tegak lurus, yang jika diluncurkan dengan trayektori normal diperkirakan bisa meluncur sejauh 13.000 kilometer lebih, cukup untuk menjangkau Amerika Serikat.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa tindakan gegabah Korea Utara tersebut membawa resiko perang yang semakin besar, sesuatu yang tidak diinginkan atau dicari-cari oleh Amerika Serikat. “Jika perang menjadi akibat dari tindakan agresif seperti peluncuran rudal hari Selasa kemarin, catat ini baik-baik: rezim Korea Utara akan dihancur leburkan.”
“Diktator Korea Utara membuat keputusan kemarin yang membawa kita semakin dekat dengan perang, dan bukan menjauhinya. Kami tidak pernah mencari-cari alasan perang dengan Korea Utara dan sampai hari ini kami juga masih tidak menginginkannya.” Keputusan Korea Utara untuk meluncurkan rudal baru, dua setengah bulan setelah tidak dilakukannya ujicoba disayangkan oleh seluruh pihak di Semenanjung Korea.
Amerika Serikat menekankan akan menambahkan sanksi yang didesain untuk melumpuhkan perekonomian Korea Utara sampai mereka tidak memiliki sumber-sumber pendanaan untuk dapat melaksanakan ujicoba rudal balistiknya yang membahayakan kawasan.
China dan Rusia sendiri masih tetap dengan solusi menawarkan agar seluruh pihak menahan diri, mulai dari Korea Selatan dan Amerika Serikat agar membatalkan latihan militer skala besar yang sudah direncanakan pada bulan Desember nanti, sebagai ganti Korea Utara untuk menghentikan tes rudal balistik maupun tes rudal nuklir. Di masa lalu, Korea Utara selalu menjadi pihak yang tidak pernah menepati janjinya, termasuk untuk menghentikan uji coba senjatanya.
Korea Utara berambisi untuk menjadi negara yang mampu menyaingi Amerika Serikat dalam hal kapabilitas nuklir, dengan mengorbankan rakyatnya yang menderita di bawah pemerintahan yang kejam dan penuh tangan besi. Apa artinya bisa menciptakan sebuah senjata pemusnah massal kalau rakyatnya sendiri dipaksa menghadapi bencana kekeringan, banjir bandang, dan dipaksa makan rumput dan menderita dalam kelaparan? Sejumlah rakyat Korut saat ini berupaya melarikan diri lewat jalur laut ke Jepang untuk menyelamatkan diri dari penindasan. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb