BVP-2 Marinir TNI AL |
Sampai saat ini belum pernah terdengar kabar bila rudal anti tank AT-5 Spandrel pernah diuji tembak oleh Korps Marinir, padahal inilah salah rudal anti tank pertama yang dimiliki TNI. Bahkan sampai saat ini sosok peluncurnya selalu terlihat terpasang pada bagian atas kubah ranpur BVP-2. Entah apakah saat ini rudalnya masih dalam kondisi aktif atau tidak, namun AT-5 Spandrel tetaplah jenis rudal yang menarik, lantaran rudal yang dirilis di era Uni Soviet ini punya sifat kebal di jamming.
AT-5 Spandrel atau dalam kode Rusia disebut 9M113 Konkurs mulai digunakan pada tahun 1974. Debutnya tak perlu dibahas, lantaran seabreg medan konflik dan peperangan, terutama di Timur Tengah selalu melibatkan peran AT-5. Kebal jamming alias anti jamming pada rudal ini diperoleh berkat sistem jadul pada pengarah rudal.
Berbeda dengan rudal anti tank modern seperti FGM-148 Javelin yang menganut pola fire and forget, maka AT-5 setelah ditembakkan harus terus diarahkan oleh gunner lewat optical sensor sampai rudal benar-benar mengenai sasaran. Pola panduannya mengadopsi teknologi SACLOS (Semi Automatic Command to Line of Sight). Meski terkesan jadoel, tapi AT-5 yang wire guided bisa melenggang aman tanpa bisa di jamming, ini lantaran AT-5 masih mengandakan jalur koneksi lewat dua kabel yang menghubungkan antara rudal dan peluncur. Agar tak penasaran, perhatikan ilistrasi grafis meluncurnya rudal AT-5 dari ranpur BVP/BMP-2.
Model rudal anti tank wire guided belum lama ini berhasil memperlihatkan keunggulannya dalam konflik bersenjata antara militer Turki dan teroris ISIS di Suriah. Seperti pada insiden 12 Desember 2016, MBT Leopard 2A4 milik AD Turki berhasi dihantam telak oleh rudal anti tank, yang diduga adalah ATGM TOW 2 hasil rampasan ISIS di Irak. Nah TOW 2 punya cara kerja penembakan yang sama dengan AT-5.
Sebagai rudal anti tank, AT-5 dapat dipasang di berbagai ranpur, baik dari jenis tank, panser sampai jip. Pada BVP-2 Korps Marinir, AT-5 ditempatkan pada bagian atas kubah kanon 30 mm BVP-2. Rudal ini terbilang mudah untuk dibongkar pasang, ini tak lain berkat komponen kontainer rudal yang relatif ringan dari bahan fiberglas.
Sistem kerja rudal ini menggunakan generator gas untuk mendorong rudal keluar dari tube kontainer. Saat rudal ditembakkan, semburan gas akan memacar dari belakang tube. Performa AT-5 cukup dahsyat, saat keluar dari tube, rudal memiliki kecepatan luncur 80 meter per detik dan secara cepat meningkat jadi 200 meter per detik. Hal tersebut bisa dicapai berkat dukungan solid fuel motor.
Selama rudal meluncur hingga menghajar target, rudal akan berputar lurus antara 5 sampai 7 kali per detik. Sedangkan jarak tembak efektif rudal ini mulai dari jangkauan 70 meter hingga 4 Kilometer. Untuk jenis bahan peledaknya, AT-5 mengusung tandem HEAT (High Explosive Anti Tank).
AT-5 diproduksi oleh Tula Machinery Design Bureau di Rusia. Terbukti bandel di medan perang, rudal ini juga dibuat secara lisensi oleh Iran dengan label Towsan-1/M113. Varian AT-5 yang diproduksi Iran inilah yang konon digunakan oleh pejuang Hizbullah saat melawan tank Israel. (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/