 |
| PT-17 |
Sebagai bagian dari strategi pertahanan 2017, Polandia hendak memodernisasi kekuatan daratnya yang bertumpu pada sekitar 500 unit tank T-72 ke standar baru untuk menemani sekitar 150 unit MBT Leopard 2A4 yang sudah dimilikinya. Ancaman dari Timur dimana Rusia terus-menerus melakukan serangan dan berupaya menganeksasi negara seperti Ukraina dan Georgia tentu membuat Polandia menjadi was-was dan mawas diri.
Karena Polandia sudah menjadi negara NATO, wajar kalau upaya upgrade tank-tank T-72 yang dimilikinya itu seharusnya mengarah ke standarisasi NATO. Tidak masalah walaupun tanknya buatan Rusia, T-72 adalah salah satu tank yang paling ramah dengan upaya modifikasi, bahkan sampai sama dengan standar Barat.
Baru-baru ini pabrikan Bumar Labedy bekerjasama dengan pabrikan KMDB dari Ukraina melansir tank berlabel PT-17. Tank ini adalah hasil pengembangan dari PT-91 Twardy, yang sukses diekspor ke Malaysia dalam versi PT-91M Pendekar. Sama seperti PT-91, PT-17 didesain dengan fokus modernisasi dengan sistem Barat yang diimplementasikan pada sensor dan sistem senjata.
Tapi sebelum senjata, sektor olah gerak dibenahi dulu dengan pemasangan mesin baru S-1000R berdaya 1.000hp buatan pabrikan lokal PZL Wola yang dipadukan dengan sistem transmisi ESM-350M agar akselerasinya meningkat. Hebatnya, pemasangan mesin baru ini tidak menuntut adanya redesain pada ruang mesin T-72.
Untuk kubah, PT-17 menggunakan sistem kubah baru buatan KMDB dengan meriam KBM2 yang tak berulir, mampu melontarkan munisi 120mm NATO. Hebatnya lagi, sistem pengisian amunisinya tetap mengandalkan pada sistem pengisian otomatis alias autoloader. PT-17 bisa membawa 22 butir amunisi 120mm siap tembak di dalam bustle.
Sistem meriam ini distabilisasi, termasuk juga sistem optik untuk juru tembak yang dilengkapi dengan sistem Safran-15 buatan Perancis, dan untuk komandan disiapkan Vigy-15. Namun kalau ini terlalu mahal, masih ada sistem GOC-1 NIKE dan GOD-1 IRYS, masing-masing disuplai oleh pabrikan dalam negeri PCO. Sekarang, tinggal dana saja yang perlu disiapkan pemerintah Polandia karena peningkatan kemampuan tank-tank tersebut tidak dapat dilakukan sekaligus baik dari segi dana maupun kapasitas produksi. (Aryo Nugroho)
