Ranpur BVP-2 2A42 |
Kodrat BVP-2 adalah sebagai IFV (Infantry Fighting Vehicle) yang merupakan generasi pendahulu dari ranpur IFV BMP-3F yang dioperasikan Batalyon Tank Amfibi (Yon Tankfib) Korps Marinir. Meski disebut satu marga dengan BMP-3F, namun uniknya di arsenal alutsista Korps Marinir justru BVP-2 bukan berada di Resimen Kavaleri, melainkan masuk di Resimen Artileri, yakni pada Batalyon Arhanud Marinir. Dan sejak didatangkan pada tahun 1998, sampai saat ini 40 unit BVP-2 masih terpelihara dengan baik dan dalam kondisi siap tempur.
Seperti diutarakan oleh seorang prajurit Arhanud dalam acara Marinir Fair 2017, kinerja BVP-2 relatif masih cukup baik, dan dapat diandalkan untuk misi Arhanud. Meski kodratnya adalah IFV, kemampuan kanon BVP-2 dinilai mumpuni untuk tugas pertahanan udara terbatas, khususnya untuk menghajar sasaran yang terbang rendah seperti helikopter, drone dan rudal jelajah subsonic. Ditambah diusung dalam platform ranpur lapis baja, mobilitas jelas menjadi elemen kunci yang diandalkan dibanding alutsista Arhanud lain.
Tumpuan hanud pada BVP-2 ada pada kanon laras tunggal 2A42 kaliber 30 x 165 mm. Selain manjur menghantam sasaran di darat, kanon 30 mm sangat efektif untuk menghajar sasaran di udara. Sebagai gambaran, kanon 30 mm BVP-2 dapat memuntahkan 200 - 300/550 peluru per menit. Dalam sekali jalan, BVP-2 dapat membawa 340 amunisi High Explosive dalam berbagai varian.
Karena bergenre senjata Arhanud, munisi kanon 2A42 BVP-2 Marinir tentu dilengkapi proyektil dengan hulu ledak HEI, HE-T, APBC-T, APDS dan APFSDS-T. Bahkan kini Rusia telah merilis munisi baru di kaliber 30 mm yang punya impact fuzes lebih tinggi dan dilengkapi mekanisme self-destruction. Jarak tembak efektif untuk sasaran udara mencapai 3.000 meter dan jarak tembak efektif untuk sasaran permukaan mencapai 4.000 meter. Sistem pasokan amunisi dari magasin ke laras mengadopsi twin feed system.
Seperti halnya merian PSU (Penangkis Serangan Udara), sudut elevasi laras dapat dinaikkan sampai 74 derajat. Sudut kubah dapat berputar secara cepat 360 derajat sehingga ideal untuk merespon dinamika sasaran di udara. Canggihnya lagi, kanon 30 mm dilengkapi stabililizer sehingga dapat membidik sasaran secara akurat saat melaju dengan kecepatan 35 km per jam.
Mungkin yang jadi minus dari sistem hanud di BVP-2 adalah tiadanya sistem radar penjejak sasaran yang terpadu. Kanon 2A42 dibuat oleh Tula Machine-Building Plant dan mulai dioperasikan militer Rusia pada tahun 1980. Sampai saat ini kanon ini masih terus digunakan, jika Anda masih ingat helikopter serbu Mil Mi-28 Havoc, maka kanon laras putarnya menggunakan 2A42. Bobot sistem kanon 2A42 (tanpa munisi) keseluruhan mencapai 115 kg dengan panjang keseluruhan 3.027 mm dan panjang laras 2.416 mm.
Korps Marinir kini juga telah mengoperasikan varian yang lebih baru dari 2A42, yakni kanon 2A72, yang juga berlaras tunggal dengan kaliber 30 mm. Kanon 2A72 menjadi salah satu kelengkapan sistem senjata pada kubah ranpur BMP-3F, selain senjata utamanya berupa kanon 2A70 kaliber 100 mm (low velocity).
Tentang ranpur BVP-2, tank ini dibeli bekas oleh Pemerintah RI dari Ukraina dan Slovekia pada tahun 1998 dalam beberapa gelombang pengiriman. Menurut Kerry Plowright dari lembaga riset ADF 2008, disebutkan Indonesia kini mempunyai 40 unit BVP-2. Kesan sangar BVP-2 bertambah dengan adanya bekal rudal anti tank AT-5 Spandrel yang ditempatkan pada sisi atas kubah. Sebagai senjata tambahan, ada senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm dengan jumlah amunisi 2000 peluru. IFV ini dapat membawa 7 - 8 infanteri dengan jumlah kru 3 orang. (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/