Pembentukan Armada Ketiga TNI AL di Papua Keniscayaan - Radar Militer

16 Januari 2018

Pembentukan Armada Ketiga TNI AL di Papua Keniscayaan

Kapal Perang TNI AL
Kapal Perang TNI AL 

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menyebutkan pembentukan armada ketiga di kawasan tengah merupakan keniscayaan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembentukan armada ketiga adalah keniscayaan karena wilayah laut Indonesia yang sangat luas," kata KSAL di Jakarta, Jumat.
Mabesal terus mendorong agar pembentukan armada ketiga TNI AL dapat terealisasikan karena dengan luas wilayah laut yang ada di Indonesia yang mencapai 3,2 juta kilometer persegi bebannya terlalu berat bila hanya dijaga dua armada, yakni Armada RI Kawasan Barat (Armabar) di Jakarta dan Armada RI Kawasan Timur (Armatim) di Surabaya.
"Ini tidak kecil bagi seorang panglima armada untuk mengawasi laut yang sangat luas," kata mantan Kasum TNI ini.
Kasal mengaku sudah mengajukan pembentukan armada ketiga di wilayah tengah tersebut, namun permasalahannya dikembalikan pada kemampuan biaya.
"Markas Armada Timur yang dipindahkan di Papua sudah 50 persen. Tinggal menunggu keputusan dari presiden saja," ucapnya.
Mantan Pangarmabar ini menjelaskan, Armatim saja memiliki tugas untuk menjaga perairan yang terlalu luas, yakni mulai dari perairan Tegal sampai ke perairan timur. Adapun Armabar memiliki tugas untuk menjaga kawasan Laut China Selatan, Selat Malaka dan selatan Jawa serta Samudera Hindia.
Ade menilai dengan keberadaan armada ketiga yakni armada tengah, maka tugas dalam menjaga luasnya perairan di Indonesia itu akan semakin efektif. Beban tugas seorang panglima armada menurutnya, tidak lagi menjadi berat seperti yang terjadi saat ini.
"Dan mereka masing-masing punya perhatian atau intensitas kawasan," tukasnya.
Seperti diketahui, pembentukan satuan armada ketiga untuk TNI AL sudah diajukan pada masa Panglima Jenderal TNI Moeldoko. Namun, hingga saat ini, pembentukan satuan baru itu belum juga terealisasi. (Syaiful Hakim)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb