Rudal Jelajah SCALP-EG |
Mesir di bawah pemerintahan Presiden Abdul Fattah al-Sisi adalah sahabat dekat Amerika Serikat dan salah satu patron pendukungnya di kawasan. Namun status sebagai sahabat itu tak lantas membuat AS percaya pada Mesir. Parahnya lagi, upaya Mesir untuk membeli alutsista dari luar AS tetap saja dihajar dengan sanksi embargo.
Media Perancis La Tribune (16/2) memberitakan bahwa kontrak tambahan antara Mesir dan Perancis untuk pengadaan 12 unit jet tempur canggih Rafale ternyata diblok AS karena AS menolak untuk mengekspor komponen rudal jelajah taktis SCALP-EG yang dibuat di negaranya.
Padahal, rudal SCALP-EG itu jadi bagian tak terpisahkan dari kontrak tambahan itu. Dassault Aviation selaku pembuat Rafale dan MBDA selaku pembuat SCALP EG menolak untuk memberikan konfirmasi atas embargo yang dikenakan oleh Amerika Serikat itu. Pejabat Mesir sendiri juga menolak berkomentar dan menyebut bahwa urusan pengadaan SCALP EG itu adalah urusan internal Perancis.
AS sendiri menggunakan alasan aturan ITAR (International Traffic in Arms Regulations) yang melarang penjualan rudal jelajah ke negara yang tidak meratifikasi perjanjian rudal jelajah, dimana Mesir termasuk di dalamnya.
Nampaknya untuk menggolkan rencana penjualan ini, Presiden Perancis Emannuel Macron akan menegosiasikan langsung urusan penjualan rudal dan jet tempur ini dengan Presiden AS Donald Trump dalam kunjungannya ke AS pada April 2018. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com