J-20 |
Beberapa media online menyebutkan China mengirim pesawat tempur siluman Chengdu J-20 (NATO menyebutnya Black Eagle) untuk patroli di Laut China Selatan. Sebelumnya Militer China diberitakan telah mengirim jet tempur Su-35. Tidak disebutkan jumlah pesawat yang dikirim ke pula-pulau yang disengketakan itu.
China mengirim J-20 dan Su-35 setelah kapal perang Amerika Serikat USS Hopper (DDG 70) melakukan operasi kebebasan navigasi bebas dengan jarak 12 mil laut dari pulau Scarborough Shoal di Laut China Selatan, pada Januari 2018. China menciptakan pesawat tempur yang diklaim generasi kelima (siluman) J-20 untuk menandingi jet tempur siluman AS, F-22 Raptor.
Jet tempur generasi kelima J-20 menyimpan senjata di weapon bay sehingga tidak meninggal jejak radar (RCS) yang besar. Senjata yang dibawa J-20 adalah rudal udara ke udara PL-12C/D dan PL-21. Kelak J-20 dilengkapi dengan rudal PL-10 jarak pendek, rudal udara ke permukaan, bom presisi berpemandu, dan bom konvensional.
Media online sputnik, 7 Februari 2018, menulis bahwa China mengirim jet tempur Su-35 dengan kesiapan tempur untuk ikut dalam patroli di Laut China Selatan. Untuk pertama kalinya China mengumumkan penempatan pesawat tempur canggih yang dibeli dari Rusia. China membeli pesawat Su-35 sebanyak 24 unit.
Pesawat tempur Su-35 (NATO menyebutnya Flanker-E) merupakan pesawat multirole air superiority generasi keempat setengah paling canggih. saat ini. Pesawat ini mampu membawa banyak senjata dan radarnya dapat mendeteksi target sejauh 400 km. Radar Irbis-E dapat mendeteksi target dengan penampang radar 0.01 m persegi dalam jarak 90 km.
Su-35 dilengkapi dengan beragam integrated fire control dan navigation system comprising sehingga mampu mendeteksi 20 target secara simultan dan memilih target mana yang harus dieksekusi terlebih dahulu. Selain itu terdapat infrared imager, laser range finder dan terget illuminator sebagai alat bantu pembidik target. (Mahanizar Djohan)
Sumber : TSM