Su-35 |
Seperti diberitakan oleh CNN (17/2) bahwa Kementerian Pertahanan sudah menandatangani kontrak pengadaan Sukhoi Su-35 dengan perwakilan Rostec Rusia, Indonesia akan menerima pesawat tempur generasi 4++ itu pada bulan Agustus 2019 atau masih 16 bulan lagi.
Dibandingkan dengan Sudan sebagai negara di Afrika pertama yang memesan Su-35 pada bulan Maret 2017 dan sudah menerima unit pertama pada November 2017 atau hanya 8 bulan, jelas sekali kentara perbedaannya. Apa yang menyebabkan Sudan bisa terima Su-35 dua kali lebih cepat dari Indonesia?
Salah satu penyebabnya mungkin adalah geopolitik. Rusia menginginkan untuk mendirikan pangkalan militer di Laut Merah, dan Presiden Omar Bashir sudah memberikan lampu hijau untuk pendirian pangkalan dimaksud, selama Rusia mau menyediakan ‘senjata pertahanan’, salah satunya ya Su-35 itu.
Pendirian pangkalan militer tersebut sudah dibicarakan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan juga Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Omar Bashir beralasan bahwa Sudan memerlukan Rusia untuk membantu memodernisasi angkatan bersenjatanya dan membutuhkan penasehat militer Rusia yang hadir langsung untuk membantu modernisasi tersebut.
Laut Merah sendiri memang sebuah rute yang vital, dan Presiden Bashir nampaknya piawai memainkan kartu yang ada di tangannya. Maka, jet tempur Su-30, Su-35, dan sistem rudal anti pesawat S-300 pun berdatangan dalam waktu singkat. Apakah Indonesia mau mengikuti jejak Sudan, atau rela menunggu tanpa kedaulatan tergadai? (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com
Ya jelas lebih baik nunggu agak lama, toh juga gak terlalu terburu2 karena kondisi Indonesia aman kondusif dan rusia pun akan lebih hormat dan segan kepada negara kita
BalasHapus