 |
| Kapal Selam Astute Inggris |
Kementerian Pertahanan Inggris mengalami kekurangan anggaran yang lebih parah dari perkiraan, dan kini mencapai angka lebih dari 20 Milyar Poundsterling atau sekira 384 Trilyun Rupiah selama satu dekade ke depan. Angka defisit terbaru itu dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Inggris atau National Audit Office (NAO).
BPK Inggris itu menyatakan bahwa rencana keuangan untuk peralatan yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan itu tidak realistis dan cacat asumsi, karena pemerintah kurang memasukkan sejumlah komponen biaya termasuk anggaran untuk mengembangkan fregat terbaru Angkatan Laut Inggris.
NAO mengatakan sejumlah proyek strategis seperti pengembangan kapal selam dan hulu ledak nuklir dapat lebih menjerumuskan anggaran pertahanan semakin dalam karena ukuran dan kompleksitasnya, dengan memberikan catatan khusus pada proyek kapal selam kelas Dreadnought dan Astute yang sudah membengkak 941 juta Poundsterling dalam satu tahun.
Laporan ini akan menambah kontroversi terkait kemampuan Inggris memelihara kekuatan deterens sebagai salah satu pilar kekuatan NATO di luar Perancis dan Jerman untuk tahun 2017 sampai dengan 2027. NAO sampai mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan terlalu ambisius dalam menetapkan penghematan anggaran, yang kemungkinan tidak bisa dicapai dan tidak transparan.
Salah satu penyebab utama kenapa rencana anggaran itu terlalu ambisius adalah faktor Brexit, yang menyebabkan nilai Poundsterling terus jatuh. Kementerian Pertahanan juga melakukan kesalahan fatal seperti menggunakan nilai tukar yang terlalu tinggi dibandingkan dengan dolar AS dan Euro.
NAO mengatakan pula bahwa Kementerian Keuangan tidak punya cukup uang untuk membeli seluruh peralatan yang diperlukannya, dan menyarankan agar Kementerian Pertahanan menangani sejumlah proyek pengembangan militer yang sudah terlanjur bengkak anggarannya, serta mengontrolnya dengan lebih baik lagi. (Aryo Nugroho)
Sumber : http://c.uctalks.ucweb.com
