UAV Aerostar |
Seperti diberitakan Vivanews (23/3), sejumlah faksi separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah menantang TNI dan Polri untuk berperang. Dikatakan faksi karena saat ini OPM terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok, ada yang sudah kembali ke Ibu Pertiwi dan ada pula yang masih ngotot melawan Republik.
Karena kelompok OPM yang menamakan dirinya TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) sudah mengumumkan perang semesta di Papua, maka sewajarnya juga TNI dan Polri merespon dengan segala sumber daya dan alutsista yang dimiliki.
Hal pertama dan terutama yang perlu digeser segera adalah menggeser aset ISR (Intelligence, Surveillance, & Reconnaissance) TNI AU, dalam hal ini wahana tak berawak yaitu drone Aerostar ke Papua, ditambah pesawat si "Cocor Merah" Embraer 314 Super Tucano.
Kenapa Super Tucano? Karena aset inilah yang paling cocok disiapkan untuk misi kontra insurjensi. Sebagian Super Tucano TNI AU sudah dilengkapi dengan perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red) Star Safire yang bisa mengindera pada kondisi cuaca buruk dan gelap malam.
UAV Aerostar dapat diterbangkan ke titik-titik yang dicurigai atau berdasarkan hasil pengamatan pasukan khusus TNI di garis depan terdeteksi adanya pergerakan separatis OPM, dan dengan suara senyap tentu akan lebih sukar diketahui. Pasukan di darat pun perlu dilengkapi dengan laser designator.
Sementara di lapisan atasnya, satu atau dua Super Tucano diperintahkan untuk loiter, terbang berpatroli dengan dimodali tiga tangki bahan bakar dan tabung roket 2,75mm sebanyak dua buah sehingga bisa patroli tiga sampai empat jam dalam lintasan yang melebar dibandingkan UAV agar tak terdeteksi dari bawah.
Begitu mendapat informasi sasaran dari bawah, Tucano yang dilengkapi sistem FLIR bisa mendeteksi sumber panas dengan lebih akurat akan berperan sebagai pemburu dan memverifikasi bahwa yang bergerak memang gerombolan separatis OPM.
Ketika sasaran dipastikan, maka satu Tucano akan menandai sasaran di bawah dengan laser spot tracker. Sorotan laser tersebut yang bisa dilihat dengan NVG yang dipakai pilot Super Tucano yang bertugas sebagai eksekutor tinggal menghujani dengan roket atau strafing dengan senapan mesin berat FN M3P yang terpasang di sayapnya. (Aryo Nugroho)
Sumber : c.uctalks.ucweb.com