Saab GlobalEye Sukses Terbang Perdana - Radar Militer

18 Maret 2018

Saab GlobalEye Sukses Terbang Perdana

Saab GlobalEye
 Saab GlobalEye  

Kurang dari sebulan sejak diperkenalkan di hadapan media pada 23 Feberuari lalu, Saab berhasil melakukan penerbangan perdana pesawat peringatan dini dan kendali (Airborne Early Warning & Control) garapannya.
Mengudara pada pukul 12.52 waktu setempat pada 14 Maret 2018 kemarin, pesawat tinggal landas dari lapangan terbang Linkoping, Swedia selama 1 jam 46 menit.
Dinamai GlobalEye karena pesawat ini menggunakan platform jet penumpang Bombardier Global 6000 buatan Kanada dan dintegrasikan dengan rangkaian lengkap sensor canggih termasuk radar jarak jauh baru yang lebih kuat yakni Erieye ER (Extended Range).
Radar AESA (Active Electronically Scanned Array) dipasang dalam kotak berbentuk balok (sky box) di atas badan pesawat. Pesawat ini juga dilengkapi radar pencarian maritim Leonardo Seaspray 7500E X-band yang tertanam di bagian perut dan sistem FLIR EO/IR (elektro optik/infra merah) di bawah dagunya.
Kombinasi kedua radar tersebut digadang bisa mendeteksi beragam target. Mulai dari jet tempur, helikopter, rudal jelajah, pesawat nirawak berukuran kecil, hingga periskop kapal selam yang menyembul dari permukaan air laut. Mata GlobalEye mampu melihat benda sejauh 400 km.
Cocok digunakan dalam tugas pencarian & penyelamatan (SAR), pengawasan perbatasan dan operasi pengintaian militer lainnya yang mampu beroperasi dalam jangka waktu panjang dengan durasi selama 11 jam atau dengan jarak jelajah maksimum hingga 11.112 km.
GlobalEye merupakan pesawat multi-role surveillance atau dalam satu badan bisa melakukan tiga peran sekaligus yakni pengawasan udara, maritim, dan darat yang dikenal sebagai Swing Role Surveillance System (SRSS). Pengguna akan diuntungkan karena tak perlu memiliki dua pesawat khusus AEW&C dan MPA.
Negara yang akan menjadi operator pertama GlobalEye adalah Uni Emirat Arab yang memesan dua unit bagi Angkatan Udaranya pada ajang Dubai Airshow November 2015 dengan nilai kontrak mencapai 1,27 miliar dolar AS. Dua tahun kemudian pada Februari 2017 UEA kembali memesan satu unit tambahan lagi senilai 238 juta dolar AS. (Rangga Baswara)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb