Anti-G-Suit |
Salah satu tantangan para pilot tempur di udara ternyata bukan hanya pada soal kemampuan menerbangkan pesawat tetapi juga terhadap efek gravitasi yang membuat berat tubuhya menjadi berlipat saat berada di dalam kokpit jet tempur.
Pasalnya ketika sedang bermanuver ekstrem berat badan pilot bisa memiliki berat lima kali tubuhnya atau lebih sehingga perlu peralatan khusus untuk meredam efek gravitasi itu.
Perangkat yang dibutuhkan para pilot tempur untuk meredam efek gravitasi adalah celana khusus yang bernama G-Suit.
Celana khusus G-Suit atau lebih tepatnya bernama “Anti-G Suit” sebetulnya merupakan alat yang digunakan untuk membantu penerbang mengatasi pengaruh fisiologis akibat gaya gravitasi saat pesawat bermanuver.
Celana anti-gravitasi ini dikenakan oleh penerbang atau astronout yang menghadapi gaya akselerasi dan menghasilkan gravitasi besar akibat pesawat/kapsul angkasanya harus melakukan belokan pada kecepatan sangat tinggi. Celana ini membantu mencegah terjadinya black out (penerbang tidak bisa melihat) atau malah G-LOC (G-Induced Loss of Conciousness) yang berarti penerbang pingsan akibat gaya gravitasi yang sangat besar.
Hal ini akibat darah yang seharusnya ditekan menyebar ke seluruh penjuru tubuh terpaksa mengumpul di bagian bawah tubuh saat terjadi akselerasi gravitasi.
Akibatnya tekanan jantung tidak bisa memberi cukup darah ke otak.
Pada kondisi black out penerbang masih sadar namun pandangan menyempit sampai gelap dan pada kondisi G-LOC penerbang pingsan beberapa saat.
Kedua kondisi ini menyebabkan sejumlah kecelakaan pesawat yang fatal. Gaya gravitasi diukur dengan satuan G (gravitasi).
Pesawat yang membelok pada kecepatan tinggi menghasilkan gaya gravitasi pada seluruh badan pesawat dan penerbangnya.
Pada kondisi 4 G misalnya, maka berat badan penerbang meningkat menjadi empat kali gravitasi bumi, pada saat ini menggerakkan anggota badan jadi lebih berat empat kali lipat.
Demikian pula jantung harus memompa darah yang beratnya empat kali lipat, padahal jantung tidak didesain memompa darah seberat itu.
Tapi biasanya penerbang terlatih tidak masalah mengatasi gaya gravitasi hingga 4-5 G.
Namun bila harus melewati angka 6 G maka penerbang memerlukan latihan napas khusus dan lebih baik dibantu dengan celana G-Suit.
Pada pesawat berkemampuan tinggi seperti F-16 yang dengan kekuatan mesin dan kelincahan sertaketahanan rangka pesawat tinggi, kadang gaya gravitasi bisa mencapai 9 G.
Pada kondisi gaya gravitasi mencapai 9 G, penerbang harus betul-betul siap secara fisik dan terlatih melakukan teknik pernapasan yang benar serta menggunakan G-Suit yang baik.
Bila tidak siap menahan gravitasi tinggi maka yang terjadi adalah otak akan kekurangan tekanan darah yang mengakibatkan hipoksia (kurang oksigen).
Demikian pula daerah mata kekurangan darah, pandangan menjadi menyempit dan meredup (grey out) atau brown out.
Selanjutnya bila gaya gravitasi tetap bertambah maka pandangan makin menyempit sampai menghilang atau gelap yang disebut black out.
Penerbang biasanya masih sadar karena otak masih bisa berpikir meskipun mata sudah sangat kekurangan suplai darah.
Namun bila gaya gravitasi besar dicapai dengan sangat cepat karena manuver mendadak bisa jadi terjadi G-Loc atau pingsan.
Pasalnya suplai darah ke otak sangat berkurang, meskipun hanya terjadi beberapa detik tapi bisa berakibat fatal.
Namun penerbang akan kembali tersadar dan mampu mengendalikan pesawat. (Agustinus Winardi)
Sumber : http://intisari.grid.id/