Sistem Radar Pasif |
Karena Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) telah mengoperasikan pesawat tempur stealth J-20 dalam jumlah yang semakin meningkat, Taiwan akan menempatkan sistem radar pasif mobile untuk mempertahankan wilayah udaranya terhadap pesawat stealth tersebut, kata seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan.
Dua unit radar - yang dikembangkan oleh Chungshan Institute of Science and Technology yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan Taiwan - akan dikerahkan dalam tahun ini untuk pengujian operasional, kata pejabat yang tidak mau disebutkan jati dirinya.
Sistem itu akan memasuki produksi massal pada tahun 2020 jika militer memutuskan radar tersebut untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya, katanya.
Institut tersebut telah bekerja selama bertahun-tahun untuk memasukkan tren teknologi militer Barat dalam sistem radar pasif mobile, tambah pejabat itu.
Konsep militer untuk pertahanan udara anti-stealth terdiri dari sistem aktif dan pasif, yang akan mendeteksi, melacak dan mengunci target stealth pada jarak jauh, kata pejabat itu.
Sarana aktif akan terdiri dari pesawat tempur F-16 yang ditingkatkan, yang memiliki sistem radar canggih yang mampu mendeteksi pesawat stealth, katanya, yang mengacu pada pesawat F-16V dan APG-83 Scalable Agile Beam Radar.
Sistem radar tersebut akan berujung pada sistem pasif, kata pejabat itu.
Unit-unit radar pasif mobile akan terhubung secara remote ke sistem radar array yang aktif dan “memperbesar” radar cross-section objek yang terdeteksi tanpa memancarkan radiasi, katanya.
Sistem radar pasif tidak rentan terhadap gangguan perang elektronik dan serangan rudal anti-radiasi, kata fact sheet yang diterbitkan oleh institut tersebut.
Tiongkok mengklaim bahwa J-20, pesawat tempur serang stealth buatan dalam negeri Tiongkok, bekerja setara dengan F-22 Raptor AS, kata pejabat itu, menambahkan bahwa jet itu kemungkinan mampu menyerang sasaran di laut.
Sistem radar tersebut merupakan respon terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh pesawat tempur stealth Tiongkok, juga terhadap pesawat tempur Su-35 yang dimodifikasi, yang oleh PLAAF telah dilapisi dengan cat penyerap radiasi untuk memberikan pesawat tersebut sedikit kemampuan stealth, katanya.
Sementara J-20 jumlahnya masih terbatas, tidak ada keraguan bahwa PLAAF akan meningkatkan ukuran armada tempur stealth-nya dan melengkapinya dengan pesawat tempur lainnya, yang akan menjadi ancaman signifikan terhadap pertahanan udara Taiwan, katanya.
"Perkembangan ini akan mengikis jangkauan deteksi dari sistem radar peringatan kami yang canggih atau bahkan mengarah pada hilangnya sepenuhnya kemampuan peringatan lanjutan dan reaksi cepat," katanya. "Militer harus merencanakan dan menerapkan tindakan pencegahan untuk mendahului mereka."
PLAAF pada Jumat (11/05) pekan lalu mengirimkan formasi pesawat tempur Su-35 dan pembom H-6K untuk terbang di sekitar Taiwan, pertama kalinya pesawat tempur Su-35 dikirim pada patroli semacam itu.
Militer Tiongkok mengklaim bahwa J-20 telah dikerahkan di latihan tempur udara di laut. (Angga Saja - TSM)
Sumber : taipeitimes.com