FIA 2018: Tempest, Jet Tempur Baru Inggris Pakai Kecerdasan Buatan - Radar Militer

20 Juli 2018

FIA 2018: Tempest, Jet Tempur Baru Inggris Pakai Kecerdasan Buatan

Gripen E
Ilustrasi 

Inggris menyatakan akan mengembangkan jet tempur terbaru mereka, Tempest, yang menggunakan kecerdasan buatan. Program jet tersebut dikenalkan kepada publik dalam gelaran Farnborough Airshow, Senin, 16 Juli 2018.
Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson, menyebut pengembangan jet tempur ini menghabiskan biaya sekitar US$ 2,7 miliar (Rp 38 triliun) hingga 2025. Williamson mengatakan, seperti dilansir laman Reuters, Inggris saat ini mencari mitra internasional untuk berkolaborasi dalam program ini.
Pesawat yang rencananya akan mengganti jet Eurofighter Typhoon, akan dikembangkan dan dibangun oleh BAE Systems, perusahaan pertahanan terbesar Inggris, bersama pembuat mesin Inggris Rolls-Royce, perusahaan pertahanan Italia Leonardo dan perusahaan pembuat rudal Eropa, MBDA.
Seperti dilansir laman The Sun, Tempest dapat diterbangkan oleh pilot atau dioperasikan sebagai wahana nirawak (drone). Pesawat ini menggunakan kecerdasan buatan dan sistem pengenalan untuk mencapai targetnya. Jet Tempest juga dilengkapi senjata laser yang mampu menghancurkan target.
Program jet tempur ini bisa dibilang merupakan "saingan" untuk kerja sama antara Jerman dan Prancis yang tahun lalu juga mengumumkan sedang meriset jet tempur baru. Program tersebut dipimpin oleh Airbus Perancis, bagian dari konsorsium Eurofighter dan Dassault Aviation SA, yang membuat pesawat tempur Rafale.
Inggris berencana akan mulai mengoperasikan Tempest pada 2035, bertepatan dengan penggantian armada Eurofighter Typhoon. Eurofighter Typhoon, dikembangkan oleh kelompok empat negara Jerman, Spanyol, Inggris dan Italia pada 1980-an.
Pesawat jet adalah inti dari strategi udara tempur Inggris yang baru. Sebelumnya, Perdana Menteri Theresa May menyatakan untuk mempertahankan kemampuan kekuatan udara kelas dunia. Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jerman menolak berkomentar mengenai program Inggris tersebut, tetapi mengatakan proyek Franco-Jerman terbuka untuk mitra tambahan.
Michael Christie, direktur strategi BAE Systems untuk sistem pertahanan udara, mengatakan Inggris mampu mengembangkan Tempest sendirian. "Tapi akan lebih baik mengembangkannya dengan mitra mengingat biaya yang tinggi dan keinginan untuk menargetkan penjualan masa depan," ujarnya.
Inggris belum mengembangkan jet tempur sendiri sejak 1960-an. Namun Inggris membantu mengembangkan dan membangun pesawat tempur siluman yang paling canggih di armada Inggris, F-35 produksi AS, dengan BAE Systems menjalankan sekitar 15 persen pekerjaan di masing-masing jet.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb