![]() |
Kapal JS Kaga (DDH-184) |
Jepang akan mengirim sebuah kapal induk helikopter besar ke Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia untuk tahun kedua-nya secara berturut-turut dimana Jepang ingin meningkatkan kehadirannya di kawasan maritim yang strategis dengan tur tahunan, kata dua pejabat Jepang.
"Ini adalah bagian dari upaya Jepang untuk mempromosikan kebebasan dan keterbukaan kawasan Indo-Pasifik," kata salah satu pejabat, yang memiliki pengetahuan langsung tentang rencana untuk memulai tur dua bulan pada bulan September tersebut.
Kapal JS Kaga (DDH-184) yang memiliki panjang 248 meter, yang dapat mengoperasikan beberapa helikopter secara bersamaan, akan bersandar di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan di pelabuhan-pelabuhan di India dan Sri Lanka, kata seorang sumber yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Kaga yang akan didampingi oleh kapal pengawal, juga akan melakukan latihan gabungan ad hoc dengan kapal perang dari negara lain di kawasan itu, kata mereka.
Jepang tahun lalu mengirim kapal saudaranya, JS Izumo (DDH-183), pada tur serupa di Laut Cina Selatan yang tengah diperebutkan dan di Samudera Hindia.
Seorang juru bicara Pasukan Bela Diri Maritim Jepang mengatakan dia tidak dapat berkomentar mengenai operasi mendatang tersebut.
Perhatian Jepang yang tumbuh akan kawasan perairan tersebut mencerminkan perhatian yang serupa dengan Amerika Serikat atas kehadiran militer Tiongkok di wilayah yang dilalui jalur perdagangan yang penting bagi ekonomi Jepang dan AS tersebut.
Tiongkok, yang menyatakan bahwa niatnya adalah damai, mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan dan telah membangun pangkalan di karang dan beting yang telah direklamasi. Tiongkok juga telah meningkatkan operasi angkatan laut-nya di Samudera Hindia.
Amerika Serikat mengadakan patroli udara dan laut secara rutin di Laut Cina Selatan, mengatakan bahwa mereka harus memastikan adanya kebebasan navigasi (freedom of navigation) diwilayah tersebut.
Pada bulan Mei, AS mengubah nama markas militer Komando Pasifiknya di Hawaii menjadi Komando Indo-Pasifik untuk menandai strategi regional yang lebih luas yang sebelumnya telah dipromosikan oleh Jepang dan Australia, membentang dari Pasifik Barat hingga Samudra Hindia.
Jepang belum mengambil bagian dalam operasi kebebasan navigasi AS di Laut Cina Selatan karena hal itu dapat memprovokasi Tiongkok yang dapat meningkatkan kehadiran militernya di Laut Cina Timur di mana Jepang dan Tiongkok tengah dalam sengketa kepemilikan pulau tak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di Tiongkok.
Di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan kecurigaan Tiongkok terhadap niat AS yang mendukung pemerintahan sendiri Taiwan, Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Juni mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Jim Mattis bahwa Tiongkok berkomitmen untuk perdamaian tetapi tidak akan menyerahkan "bahkan satu inci pun" wilayah yang telah diwariskan oleh leluhur mereka (salah satunya adalah nine dash line di Laut Cina Selatan merupakan garis demarkasi yang diklaim oleh Tiongkok sebagai wilayahnya menurut klaim hak historis mereka).
Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei juga mengklaim bagian-bagian Laut Cina Selatan, yang memiliki daerah perikanan, serta cadangan minyak dan gas yang kaya. Taiwan juga mengklaim bagian laut tersebut tetapi Jepang tidak mengklaim bagian apa pun kawasan laut tersebut.
Di Samudera Hindia, ketegangan antara Tiongkok dan India telah berkobar di tengah meningkatnya kehadiran Tiongkok di Maladewa, yang meskipun hubungan politik dan keamanan lama dengan India telah menghasilkan penandatanganan inisiatif Belt and Road Tiongkok untuk membangun hubungan perdagangan dan transportasi di seluruh Asia dan di luar Asia.
Agar Jepang dapat mengambil peran regional yang lebih luas, pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe telah memperluas batas-batas konstitusi pasifis paska perang Jepang dengan memungkinkan Jepang untuk mengirim kapal perang, pesawat dan pasukan dalam misi luar negeri.
Kaga, yang berukuran sebesar kapal induk yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II, ditetapkan sebagai kapal destroyer untuk mempertahankannya berada dalam batas-batas konstitusional tersebut.
Berpangkalan di Kure di Jepang barat, kapal induk helikopter Kaga masuk kedinasan pada Maret tahun lalu dan misi utamanya adalah untuk peperangan anti-kapal selam. Turnya ke Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia tersebut menyusul perjalanan kapal angkut amfibi JS Osumi (LST-4001) selama dua bulan ke wilayah itu mulai bulan Mei lalu. (Angga Saja - TSM)
Sumber : reuters.com