Sukhoi Su-30 Vietnam |
Sebagai sesama pengguna pesawat jet tempur Sukhoi Su-27SK dan Su-30MK2 buatan pabrik KnAAPO, Rusia, Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) dan Angkatan Udara Vietnam (VPAF) bisa merealisasikan pelaksanaan kerja sama latihan bersama menggunakan jet tempur ini atau minimal sebatas kerja sama penggunaan simulator.
Penjajakan ke arah hal ini sebenarnya dulu pernah dilakukan oleh KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna tahun 2015 saat melakukan kunjungan kehormatan ke Markas Angkatan Bersenjata Vietnam (VPA) dan VPAF.
Kedatangan KSAU saat itu diterima oleh Chief of General Staf Vietnam People’s Amry General Do Ba Ty di Noi Bai Air Base, Hanoi.
Dalam kunjungan tersebut kedua pemimpin bersepakat untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama khususnya bagi kedua angkatan udara dengan membuka kesempatan kedua belah pihak melaksanakan latihan udara bersama antara TNI AU dengan AU Vietnam.
Kedua pemimpin juga sepakat melaksanakan kegiatan pertukaran para perwira melalui exchange visit program, baik untuk perwira senior maupun perwira junior. Keduanya akan mengirimkan perwira untuk tugas belajar serta mempelajari bahasa dan budaya masing-masing negara agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan hubungan bilateral Indonesia-Vietnam.
Sebelumnya, KSAU (saat itu) Marsekal Agus Supriatna diterima Commander Air Defence and Air Force Liutenant General Le Huy Vinh. Kedunaya membahas kemungkinan dilaksanakannya latihan bersama khusus menggunakan pesawat CASA C212 dan Sukhoi Su-27/30. Melalui latihan tersebut, juga dapat dilaksanakan tukar pengalaman dan pengetahuan di bidang perawatan pesawat C212 dan Sukhoi sekaligus pertukaran informasi penerbangan serta latihan dalam penanggulangan bencana.
Agus Supriatna dalam kunjungan tersebut mendapat kesempatan mengunjungi Divisi 371 Air Defence and Air Force di Noi Bai Airport yang menggelar static display pesawat Su-30Mk2V.
Dilanjutkan Yuyu Sutisna
Tiga tahun kemudian, saat menjelang dilaksanakannya konferensi Kepala Staf Angkatan Udara negara-negara ASEAN di Singapura pada Sabtu (1/9/2018), KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa KSAU negara-negara ASEAN.
Beberapa pimpinan AU yang sempat ditemui KSAU di antaranya adalah KSAU Vietnam Lt.Gen Le Huy Vinh, Panglima AU Kamboja General Sorung Samnang, KSAU Filipina Let.Gen Galileo Gerard Kintanar, KSAU Laos Brig.Gen Khamlek, dan KSAU Myanmar General Maung Maung Kyaw.
Khusus pembicaraan dengan KSAU Vietnam sebagaimana rilis berita dari Dispenau, KSAU yang didampingi beberapa pejabat Mabesau sepakat melaksanakan kerja sama pemeliharaan pesawat tempur Sukhoi Su-27/30.
Yuyu mengatakan, saat ini AU Vietnam selain memiliki pesawat tempur Sukhoi juga sudah punya simulator pesawat tersebut, sehingga TNI AU bisa bekerja sama dalam latihan menggunakan simulator.
Sementara KSAU Vietnam menyatakan ketertarikannya untuk belajar kepada TNI AU tentang pemeliharaan pesawat-pesawat produk negara Barat.
Mengamati perkembangan hubungan antara Indonesia dan Vietnam, tampaknya memang belum seerat hubungan antara TNI AU dengan AU Singapura (RSAF), misalnya. Pelaksanaan kerja sama latihan udara, terutama melibatkan pesawat tempur sejatinya akan melalui pertimbangan yang matang.
Selain Vietnam, negara-negara di Asia yang menggunakan jet tempur Sukhoi di antaranya adalah Malaysia, India, dan China. Dengan ketiga negara ini pun, Indonesia belum pernah melaksanakan latihan bersama menggunakan jet tempur terdepan buatan Rusia itu dengan masing-masing membawa pesawatnya.
Tentang Vietnam, negara yang meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 2 September 1945 ini, adalah negara kedua di Asia yang membeli jet tempur Sukhoi Su-27SK dan Su-27UBK pada 1994. Gelombang pertama pengiriman pesawat ini dilaksanakan tahun 1995 guna melengkapi Resimen Tempur ke-937 di Pangkalan Udara Phan Rang, Provinsi Giang.
Akhir 2003, Vietnam menandatangani kontrak pembelian empat Su-30MK2. Pesawat yang kemudian diberi kode Su-30MK2V ini mulai dikirimkan setahun berikutnya.
Januari 2009 Vietnam kembali menandatangani kontrak pembelian delapan Su-30MK2V dengan sejumlah kelengkapannya senilai 400-500 juta dolar AS. Pesawat dikirimkan pada kurun 2010-2011.
Februari 2010, Vietnam menambah lagi pembelian 12 Su-30MK2 berikut persenjataan dan kelengkapan dukungan daratnya senilai 1 miliar dolar AS. Pengiriman dilaksanakan pada 2010-2011. Pesawat ini digunakan oleh dua resimen yaitu 12 unit di Resimen 935 IAP dan 12 unit di Resimen 923 IAP.
Tahun 2013 lagi-lagi Vietnam membeli 12 Su-30MK2 yang pengirimannya dilaksanakan pada 2014-2016. Jadi, kalau dihitung dari awal pembelian, VPAF memiliki total 48 pesawat Sukhoi. Terdiri dari 12 Su-27SK/UBK (7 Su-27SK dan 5 Su-27UBK) serta 36 Su-30MK2V (3 X 12 Su-30MK2V).
Salah satu teman wartawan militer dari Vietnam dalam penyelenggaraan ARMY 2018 di Kubinka, Rusia beberapa waktu lalu bertanya kepada Angkasa Review, apakah penerbang Sukhoi TNI AU ada yang bisa melakukan manuver Pugachev’s Cobra?
Penulis jawab bahwa manuver itu sudah bisa dilakukan oleh penerbang Sukhoi TNI AU angkatan pertama pada awal pendidikannya di Rusia tahun 2003.
Dijawab lagi olehnya bahwa para penerbang Su-27/30 AU Vietnam dilatih secara khusus oleh Viktor Pugachev untuk melakukan manuver kobra di udara. Viktor Georgiyevich Pugachev tidak lain adalah pilot uji Sukhoi yang pertama kali memeragakan manuver pagutan di udara seperti ular kobra menggunakan pesawat Su-27 dalam penyelenggaraan Paris Air Show tahun 1989.
Kembali ke soal kemungkinan latihan bersama jet tempur Sukhoi dengan Vietnam? Semuanya tergantung kepada kesepatanan kedua negara, khususnya antara TNI AU dan VPAF. Kita tunggu perkembangannya. (Roni Sontani)
Sumber : angkasareview.com