CH-47 Chinook |
Distribusi bantuan terus mengalir pasca gempa di Palu, Sulawesi Tengah. Berbagai ide bermunculan agar bantuan bisa terdistribusi dengan cepat. Terutama di daerah-daerah yang masih terisolasi karena tidak ada akses darat menuju wilayah tersebut.
Salah satu ide datang dari Ustadz Yusuf Mansyur. Dia memiliki ide agar Indonesia segera membeli helikopter jenis CH-47 Chinook. Memang, helikopter jenis ini sudah lama diincar oleh Kementerian Pertahanan.
Kabarnya, Indonesia baru akan membeli helikopter CH-47F Chinook pada 2019. Sebanyak 12 unit akan dibeli dari pabrikan Boeing Amerika Serikat. Seberapa tangguh jenis helikopter ini? Berikut ulasannya:
1. Muatan besar
Helikopter buatan Boeing AS ini bisa mengangkut pasukan dan logistik dalam jumlah yang besar. Bentuknya yang berbadan lebar mampu mengangkut dalam jumlah banyak. Kapasitas kargonya mampu mengangkut muatan seberat 12.700 kg, cocok juga untuk mengangkut logistik.
Helikopter ini mampu menjalani penerbangan sebanyak 161.000 jam terbang. Chinook dapat juga digunakan untuk memindahkan ranpur ringan, pesawat tempur dan alutsista lainnya yang sesuai kemampuan Chinook dibawa dengan tali menggantung dibawahnya.
2. Kecepatan 315 km per jam
Posturnya yang besar, ditambah 2 unit mesin Lycoming T55-GA-712 turboshaft serta dua buah rotor di atasnya, Chinook banyak dipakai sebagai alat transportasi berat. Meski besar dan panjang, namun helikopter ini memiliki kecepatan 170 knot, atau 315 km per jam.
Kecepatan helikopter berbadan besar ini juga cocok digunakan untuk mendistribusikan logistik yang darurat.
3. Miliki tiga pintle senapan mesin
Sementara dari sisi persenjataan, terdapat 3 pintle senapan mesin menengah pada heli ini. 1 Terletak pada loading ramp dan 2 di sisi kanan dan kiri jendela.
Senapan yang bisa dipakai umumnya 7,62 mm M240 atau FN MAG. Harga satu unit heli ini mencapai USD 38,55 juta, atau berkisar Rp 510,71 miliar.
4. Tiga hook di bagian bawah
Khusus untuk angkut muatan eksternal, Chinook dilengkapi tiga hook di bagian bawah yang bisa dipergunakan sekaligus. Tiga hook tersebut dipasang segaris di titik simetris tubuh heli.
Kapasitas terbesar barang tentu ada pada hook utama yang ada di bagian tengah, punya kemampuan angkat beban 12 ton. Sementara hook di depan dan belakangnya masing-masing punya kemampuan angkat 7,5 ton.
Untuk hook depan dan belakang bisa difungsikan untuk mengaitkan beban tambahan, atau untuk menstabilkan beban yang sudah dikaitkan di hook tengah, semisal saat Chinook mengangkat sebuah kendaraan.
Sumber : https://www.merdeka.com/