Iran dilaporkan tengah merancang dan membuat tiga rudal baru berbasis udara. Rudal buatan dalam negeri itu diberi nama Heidar, Qamar-e Bani Hashem dan Dehlaviyeh.
Heidar adalah rudal udara ke darat dengan jangkaian lebih dari 8 km. Rudal ini dapat dipasang pada berbagai jenis sistem untuk menyerang target kendaraan lapis baja, peralatan tempur darat dan konsentrasi pasukan musuh dengan kekuatan penetrasi lebih dari satu meter seperti dikutip dari laman media Iran, Mehr, Jumat (26/4/2019).
![]() |
Rudal Heydar |
Sementara Qamar-e Bani Hashem adalah rudal udara-ke-udara dan udara-ke-darat dengan jangkauan lebih dari 8 km. Rudal ini mempunyai kemampuan menghancurkan target lapis baja, peralatan tempur darat dan pasukan musuh serta juga dapat ditembakkan dalam kegelapan.
Sedangkan Dehlaviyeh adalah peluru kendali udara-ke-darat dengan laser. Rudal ini mempunyai jangkauan lebih dari 8 km dan ringan yang digunakan untuk menghancurkan target lapis baja dengan kemampuan pin-pointing dan daya penetrasi 1,20 meter.
Ketiga rudal itu sekarang dalam tahap pengujian dan akan diproduksi secara massal untuk segera dipasang pada helikopter tempur.
Pada medio Februari lalu, Iran memamerkan rudal balistik baru dengan jangkauan 1.000 kilometer. Misil yang diberi nama Dezful tersebut diproduksi di pabrik rudal bawah tanah.
Iran telah secara sukarela membatasi jangkauan misilnya hingga 2.000 kilometer, tetapi itu masih cukup untuk menghantam musuh bebuyutannya, Israel, dan pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah.
Teheran membatasi sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan tahun 2015 dengan negara-negara besar, tetapi tetap mengembangkan teknologi rudal balistiknya.
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir pada bulan Mei dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Program rudal Teheran yang berkembang menjadi salah satu alasan Trump untuk keluar dari perjanjian nuklir Iran.
Amerika Serikat selama ini menuduh rezim Teheran melanggar resolusi PBB dengan terus mengembangkan misil balistik.
Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi tepat setelah kesepakatan nuklir 2015 menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu membawa hulu ledak nuklir.
Teheran menegaskan bahwa program pengembangan misilnya murni defensif dan sesuai dengan resolusi DK PBB. (Berlianto)
Sumber : sindonews.com