Melanjutkan sukses menjalani uji mesin darat pertama pada 9 April 2019, Korea Aerospace Industries (KAI) mulai melakukan uji terbang pertama helikopter ringan bersenjata (Light Armed Helicopter/LAH) pada 4 Juli 2019.
Helikopter terbang selama 20 menit dari fasilitas perusahaan di Saecheon, Korea Selatan.
![]() |
Light Armed Helicopter/LAH |
Dalam penerbangan singkat tersebut, LAH terlihat mengusung sepasang dummy rudal antitank Cheongeom buatan lokal. Misil baru pengganti rudal TOW buatan AS ini akan diproduksi tahun 2023.
KAI mengembangkan LAH berdasar heli H155B1 buatan Airbus Helicopters.
Selain LAH, KAI juga membuat versi sipil yaitu Light Civil Helicopter (LCH). Dapur pacu LCH akan ditenagai mesin turboshaft Arriel seri 2C2.
Sementara varian militer (LAH) menggunakan mesin yang lebih kuat Arriel 2L2 yang dibuat Saffron bersama Hanfa TechWin, Korea Selatan.
LAH dapat melaju hingga 320 km/jam dengan ketinggian terbang maksimum 4.572 m serta jangkauan operasi 985 km.
LAH diawaki dua orang dan dapat membawa 6-10 pasukan. Heli memiliki bobot 4,9 ton dengan dimensi panjang badan 13.05 m, tinggi 4.41 m, dan lebar termasuk stub wing 3,87 m.
Sebagai heli serang ringan LAH dilengkapi kanon kaliber 20 mm yang dipasang di bawah dagunya. Sementara pada stub wing dapat menggantung tabung roket kaliber 70 mm atau sepasang rudal antitank.
LAH juga dilengkapi sensor elektro optik/infra merah (EO/IR) yang ditempatkan di hidung heli.
Selanjutnya, heli pesanan Angkatan Darat Korea Selatan (ROKA) ini ditargetkan berdinas pada awal 2022.
Sebanyak 200 unit LAH akan dibeli untuk menggantikan heli ringan MD500 dan 70 Bell AH-1S dengan peran sebagai heli intai kawal bersenjata. (Rangga Baswara Sawiyya)
Sumber : http://angkasareview.com