Angkatan Udara India (IAF) pada hari Rabu (11/09) secara resmi meresmikan pesawat Embraer-145 keduanya yang dilengkapi dengan sistem Airborne Early Warning & Control (AEW&C) NETRA buatan dalam negeri India.
![]() |
Airborne Early Warning & Control (AEW&C) NETRA India |
Pesawat tersebut akan ditempatkan di Pangkalan Angkatan Udara Bhisiana di Punjab. Pesawat AEW & C pertama diresmikan pada bulan Februari 2017. Penugasan pesawat pertama tersebut yang diketahui adalah pada bulan Februari tahun ini saat India berhadapan dengan Pakistan. Pada 26 Februari, AU India melakukan serangan udara fajar di tempat-tempay yang diduga kamp teroris di Balakot, Muzaffarabad dan Chakoti, melintasi Line of Control (perbatasan tidak resmi antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir) menggunakan 12 jet tempur Mirage 2000 yang dipandu oleh UAV Heron UAV dan pesawat Embraer AWACS EMB-145.
Sistem AWACS dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (Defense Research and Development Organisation - DRDO) dan Pusat Sistem Udara (CABS). Sistem ini disebut sebagai sistem DRDO Netra AEW&CS, atau disebut juga sebagai "Eye in The Sky." Proyek ini menelan biaya $ 350 juta (INR 2.500 crore).
Mission system control (MSC) dari sistem AEW & C menggabungkan semua data dari sensor untuk memungkinkan pengendalian wilayah udara target. MSC mampu menilai ancaman menggunakan data yang diterima dari sensor pada pesawat dan sumber-sumber lain, dan menyajikan Air Situation Picture (ASP).
Sistem ini terutama terdiri dari radar active electronically scanned array (AESA) dan radar pengawasan sekunder (SSR/IFF). Dua pemancar planar array dipasang saling membelakangi dan dipasang di atas badan pesawat dalam active antenna array unit (AAAU) yang akan memberikan cakupan 240° seperti Erieye buatan Saab Swedia. SSR menyediakan Electronic Support Measures (ESM) dan Communication Support Measures (CSM) yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ancaman berdasarkan emisi yang dipancarkannya. Ini juga berfungsi sebagai sistem identifikasi kawan atau lawan. Pesawat pengintai juga dilengkapi dengan probe pengisian bahan bakar udara-ke-udara untuk terbang yang lebih lama (hingga 9 jam dengan sekali pengisian bahan bakar udara-ke-udara).
Pesawat juga dilengkapi dengan Self Protection Suite (SPS) yang terdiri dari Radar Warning Receiver (RWR) yang terintegrasi ke dalam sistem ESM, Missile Approach Warning System (MAWS) dan Counter Measures Dispensing system (CMDS). Data Handling and Display System (DHDS)-nya akan menampilkan Gambaran Situasi Udara di panel Kerja operator (Operator Work Station - OWS) dan akan menyediakan fasilitas komunikasi untuk berinteraksi dengan sistem.(Angga Saja-TSM)
Sumber : defenseworld.net