Bomber B-52 AS Simulasikan Pemboman di Dekat Kaliningrad Rusia - Radar Militer

27 Oktober 2019

Bomber B-52 AS Simulasikan Pemboman di Dekat Kaliningrad Rusia


Sebuah pesawat pembom strategis Stratofortress B-52H Amerika Serikat (AS) telah melakukan simulasi pemboman terhadap pangkalan Armada Baltik Rusia di dekat eksklave Kaliningrad.
Aksi pesawat militer Washington itu diungkap situs pemantau pesawat, PlaneRadar.
Bomber B-52 AS
Bomber B-52 AS 
"(Pukul) 15.40 waktu Moskow. Pembom strategis Stratofortress Boeing B-52H Angkatan Udara AS, nomor ekor 61-0025, tanda panggilan BRIG01, lepas landas dari pangkalan RAF Fairford sedang melakukan simulasi pemboman pangkalan Armada Baltik (Rusia)," tulis situs tersebut di Twitter pada 23 Oktober 2019 yang dikutip Sputniknews, Kamis (24/10/2019).
Peta rute penerbangan yang dirilis menunjukkan pembom B-52H terbang melalui Laut Baltik, berputar ke tenggara ke wilayah udara Lithuania, dan mendekati dalam jarak sekitar 45 km dari eksklave Rusia ke timur, di atas kota Marijampole di Lithuania.
Sehari sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa jet tempur Su-27 Pasukan Pertahanan Dirgantara melesat dari sebuah pangkalan di Crimea untuk mengawal pesawat B-52H yang mendekati perbatasan Rusia di Laut Hitam. Jet tempur Moskow itu membayangi pesawat pembom Washington pada jarak 70 km sebelum kembali ke pangkalan.
Angkatan Udara AS mengerahkan empat pesawat B-52 dan sekitar 350 penerbang di pangkalan RAF Fairford awal bulan ini, di mana pesawat-pesawat pembom biasanya berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana, sekitar 8.650 km dari Kaliningrad Rusia.
AS dan sekutu NATO-nya secara teratur mengirim pesawat pembom, pesawat pengintai dan drone ke timur untuk menguji perbatasan Rusia di Baltik dan Laut Hitam, dan dekat pangkalan udara Rusia di Suriah.
Pada tahun 2018, pasukan pertahanan udara Rusia melaporkan pelacakan hampir 3.000 pesawat militer asing. Selain penerbangan, NATO telah secara substansial meningkatkan jejak militernya di dekat perbatasan Rusia sejak krisis Ukraina 2014, termasuk dengan melakukan latihan di wilayah tersebut dan meningkatkan jumlah pasukan asing yang dikerahkan secara permanen di negara-negara Baltik, Polandia dan Rumania.
Moskow dan sekutu-sekutunya telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang penumpukan militer NATO, di mana para pejabat Moskow memperingatkan bahwa insiden semacam itu meningkatkan risiko eskalasi menjadi konflik militer besar-besaran.(Muhaimin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb