Militer China Kembangkan Drone Sharp Sword yang Diklaim Tidak Terdeteksi Sistem Radar - Radar Militer

07 Oktober 2019

Militer China Kembangkan Drone Sharp Sword yang Diklaim Tidak Terdeteksi Sistem Radar


Militer China dikabarkan mengembangkan teknologi senjata baru berupa drone siluman, yang mampu menyerang musuh secara akurat tanpa terdeteksi.
Drone bernama GJ-11 Sharp Sword ini memiliki kemampuan yang bisa menimbulkan masalah bagi militer Barat seperti Australia dan Amerika Serikat.
Drone Sharp Sword
Drone Sharp Sword 
Selain itu, militer China juga memiliki teknologi rudal antar-benua dengan hulu ledak nuklir dan pesawat jet yang mampu mengisi bahan bakar di udara.
“Ini adalah jenis drone berbentuk sayap yang membuatnya memiliki kemampuan siluman dan menghindari deteksi sistem pertahanan udara,” begitu dilansir News pada Minggu, 6 Oktober 2019.
Drone ini bersaing dengan Predator milik AS, yang telah bertempur di sejumlah peperangan sejak 1995.
Drone buatan militer China ini telah muncul sejak 2013. Namun, model terbaru menunjukkan drone itu memiliki desain exhaust tersembunyi sehingga semakin sulit terdeteksi radar.
Kelebihan drone Sharp Sword ini adalah mampu terbang selama berhari-hari di wilayah udara musuh tanpa terdeteksi.
Ini merupakan kemajuan besar bagi pengembangan teknologi militer China, yang sebelumnya mengandalkan teknologi senjata lama buatan Uni Soviet.
Saat ini, China merupakan negara dengan bujet militer terbesar di bawah AS. Militernya diperkirakan akan terus mengembangkan berbagai teknologi senjata terbaru untuk bersiap menghadapi konflik di masa depan.
Meski memiliki berbagai teknologi senjata baru, Presiden China, Xi Jinping, mengatakan negaranya mendukung perdamaian dunia.
“Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan bangsa China untuk maju ke depan,” kata dia.
Pengamat dari Lowy Institute, Sam Roggeveen, mengatakan drone Sharp Sword yang ditampilkan militer China pada parade Hari Nasional 1 Oktober 2019 kemarin merupakan model.
“Program kapal induk China diarahkan kepada negara-negara tetangganya. Mereka ingin memiliki kekuatan angkatan laut yang mampu mendominasi Kawasan Asia Pasifik saat peran AS menurun,” kata Roggeveen.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb