Indonesia mempunyai impian besar untuk memiliki bandar antariksa, mimpi tersebut harus mulai diwujudkan perlahan-lahan. Untuk merealisasikan impian tersebut ditargetkan pada 25 tahun mendatang.
![]() |
Desa Soukobye, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua |
Dilansir dari laman resmi LAPAN, Senin, Kepala LAPAN, Prof. Thomas Djamaluddin dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) menyebut, “Rencana Pembangunan Bandar Antariksa Skala Kecil di Pulau Biak” menginformasikan bahwa pembangunan bandar antariksa merupakan amanat dari Undang-undang No.21 tahun 2013 tentang keantariksaan dan Peraturan Presiden No.45 tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan 2016-2040.
Dengan ditetapkan peraturan tersebut, program LAPAN untuk mewujudkan kegiatan peluncuran wahana antariksa untuk mengorbitkan satelit semakin jelas.
LAPAN sendiri telah melakukan kajian terhadap alternatif lokasi bandar antariksa seperti Pulau Enggano, Pulau Nias, Pulau Morotai, dan Pulau Biak. Dari beberapa lokasi tersebut yang memenuhi persyaratan teknis sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa salah satunya adalah pulau Biak, Desa Soukobye, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Pulau Biak memiliki keunggulan kompetitif yaitu sangat dekat dengan ekuator atau garis khatulistiwa, dimana terletak pada titik koordinat 0º55?-1º27? Lintang Selatan (LS) dan 134º47?-136º48 Bujur Timur (BT).
Dengan posisi tersebut sangat baik sebagai tempat peluncuran Roket Peluncur Satelit (RPS) ke Geostationary Earth Orbit (GEO) dan berdampak positif pada penghematan penggunaan bahan bakar roket ketika peluncuran.
Kepala LAPAN menjelaskan, pembangunan bandar antariksa skala kecil dengan ukuran 100 ha (1 km2) diharapkan pada tahun 2024 sudah dapat dipergunakan untuk kegiatan uji terbang peluncuran roket-roket skala kecil.(Cucun Hendriana)
Sumber : https://elshinta.com/