Pemimpin Navy SEAL Melawan Trump, Tolak Bela Penjahat Perang - Radar Militer

24 November 2019

Pemimpin Navy SEAL Melawan Trump, Tolak Bela Penjahat Perang


Kepala Staf Angkatan Laut dan laksamana yang memimpin Navy SEAL mengancam untuk mengundurkan diri atau dipecat, jika rencana pemecatan anggota komando dalam kasus kejahatan perang dihentikan oleh Presiden Donald Trump.
Donald Trump
Donald Trump 
Ini adalah perlawanan militer terhadap pembelaan Donald Trump di Twitter pekan lalu terhadap anggota pasukan komando Navy SEAL Petty Edward "Eddie" Gallagher, yang menulis bahwa dia harus tetap berada di unit elit tersebut. Penolakan militer ini merupakan kasus luar biasa dan jarang terjadi dalam kepresidenan Amerika Serikat.
Namun menurut laporan New York Times, 24 November 2019, Kepala Staf Angkatan Laut, Richard V. Spencer, kemudian membantah bahwa ia telah mengancam akan mengundurkan diri tetapi mengatakan rencana hukuman disiplin terhadap Gallagher akan dilanjutkan karena ia tidak menganggap pernyataan Trump di Twitter sebagai perintah formal. Spencer menambahkan bahwa presiden, sebagai panglima tertinggi, memiliki wewenang untuk campur tangan dan bahwa itu akan menghentikan "proses".
Gallagher, yang menganggap Trump sebagai salah satu pendukungnya yang paling vokal, dituduh menembak warga sipil, membunuh seorang milisi ISIS yang ditawan dengan pisau berburu di Irak, dan mengancam akan membunuh SEAL yang melaporkannya, adalah di antara pelanggaran lainnya. Pengadilan militernya akhirnya membebaskan Gallagher dari tuduhan.
Tetapi Angkatan Laut akhirnya menurunkan pangkat atas satu tuduhan, yakni mendiskreditkan angkatan bersenjata karena berpose bersama mayat tawanan ISIS yang masih remaja. Jumat lalu, Trump menolak penurunan pangkat Gallagher, membuat marah para pejabat Angkatan Laut, termasuk komandan SEAL, Laksamana Muda Collin Green, yang tidak punya banyak pilihan selain menerima keputusan.
Meskipun demikian, mereka tetap dengan rencana mereka untuk mengeluarkan Gallagher dari unit SEAL.
Pada hari Kamis, Trump mengintervensi lagi dalam kasus ini, mengatakan bahwa anggota komando tersebut tidak boleh dikeluarkan.
"Angkatan Laut TIDAK akan mengambil Warfighter dan Seal Angkatan Laut Eddie Gallagher's Trident Pin. Kasus ini ditangani dengan sangat buruk sejak awal. Kembali ke pokok!" tulis Trump di Twitter, mengacu pada pin lambang trisula yang menandakan keanggotaan SEAL.
Salah satu argumen yang menurut pejabat Pentagon menolak pernyataan Trump ini adalah asumsi bahwa kicauan Trump tidak merupakan perintah presiden formal. Menteri Pertahanan Mark T. Esper dan Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan Militer AS, menyampaikan kepada presiden bahwa jika ia menindaklanjuti tweet itu dengan perintah langsung, akan ada konsekuensi besar: Trump akan kehilangan Spencer dan Laksamana Green. Selain itu, lebih lanjut Trump bisa membuat geram kepemimpinan militernya dan merusak doktrin keadilan militer, menurut pejabat administrasi.
Pada hari Sabtu, Spencer membantah bahwa ia telah mengancam akan mundur. "Bertentangan dengan kepercayaan orang banyak, saya masih di sini," katanya saat diskusi panel di sebuah konferensi keamanan di Halifax, Nova Scotia. "Saya tidak mengancam untuk mundur. Tapi mari kita katakan kita di sini untuk berbicara tentang ancaman eksternal, dan Eddie Gallagher bukan salah satunya."
Esper dan Jenderal Milley telah berupaya untuk kompromi dengan harapan bahwa Trump dapat dibujuk untuk mengubah pikirannya.
Pejabat pemerintahan mengatakan mereka sekarang berharap bahwa Trump akan mengizinkan proses pemecatan Gallagher berlanjut, tetapi tidak jelas apakah presiden akan melakukannya. Perdebatan tentang Gallagher terjadi ketika Trump, menghadapi pertempuran pemilihan ulang yang sulit dan penyelidikan pemakzulan, semakin berupaya untuk menyoroti perannya sebagai panglima tertinggi.
Sejak 2011, Angkatan Laut telah mencabut lebih dari 150 pin Trident SEAL. Agar Gallagher kehilangan miliknya, dewan yang terdiri dari satu petugas SEAL dan empat anggota senior SEAL harus terlebih dahulu meninjau bukti untuk menentukan statusnya. Gallagher dapat berbicara kepada dewan tetapi harus melakukannya tanpa pengacaranya, kata seorang pejabat Departemen Pertahanan. Dia dapat memanggil saksi, dan dia dapat mengajukan banding atas keputusan akhir dewan jika itu bertentangan dengannya.
Pengacara Gallagher, Timothy Parlatore, mengatakan Presiden Donald Trump benar untuk menghentikan proses pemecatan anggota Navy SEAL tersebut, dengan menyebut Angkatan Laut mengalihkan hukuman setimpal hanya beberapa hari setelah keputusan presiden untuk mengembalikan pangkatnya.(Non Koresponden )

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb