Angkatan Udara Filipina saat ini sedang mengevaluasi dua pesawat untuk proyek pesawat tempur multi-peran (multi-role fighter - MRF), Menteri Pertahanan Nasional Filipina Delfin Lorenzana mengatakan Senin (16/12) malam.
![]() |
Saab JAS 39 'Gripen |
"Salah satu pesawat yang dievaluasi adalah dari Swedia (Saab JAS 39 'Gripen) dan yang lain adalah dari Amerika Serikat (Lockheed Martin F-16V)," kata Lorenzana ketika ditanya tentang update tentang MRF yang sedang diincar untuk memperkuat sistem pertahanan udara Filipina.
Dia tidak memberikan detail tambahan tentang proses tersebut.
'Gripen' buatan Swedia adalah MRF mesin tunggal ringan yang mampu terbang hingga Mach 2.0. Pesawat ini dipersenjatai dengan meriam otomatis 27mm dan mampu membawa berbagai roket, bom, rudal, dan peralatan pengintai.
Sementara itu, F-16V Amerika memiliki kecepatan tertinggi Mach 2.0, juga dapat membawa bermacam-macam bom dan rudal serta sensor dan dipersenjatai dengan meriam 20mm.
MRF adalah bagian dari Armed Forces of the Philippines Modernization Program Horizon Two yang dijadwalkan untuk 2018 hingga 2022, yang bertujuan untuk memperoleh lebih banyak peralatan untuk pertahanan eksternal.
Setiap pesawat yang akan dipilih harus dapat berintegrasi dengan sistem radar yang ada yang memiliki jangkauan sekitar 250 mil laut.
Setelah MRF ini diperoleh, AU Filipina, dengan bantuan sistem radar ini, dapat digunakan untuk menentukan apakah pesawat yang terbang di wilayah udara Filipina tersebut kawan atau lawan.
MRF yang diusulkan ini diharapkan untuk menambah armada 12 pesawat jet FA-50PH buatan Korea Selatan yang diperoleh dari 2015 hingga 2017 oleh AU Filipina sebagai pesawat supersonik pertama setelah menonaktifkan pesawat jet tempur Northrop F-5 "Tiger" pada tahun 2005.(Angga Saja-TSM)
Sumber : pna.gov.ph