Kapal selam KRI Alugoro-405 tidak lama lagi akan menjadi bagian dari armada pertahanan dan pemukul di lautan yang akan digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
PT PAL Indonesia (persero) sedianya akan menyerahkan kapal selam itu ke Kementerian Pertahanan untuk selanjutnya digunakan oleh TNI pada Desember 2020.
![]() |
Torpedo Black Shark |
Kapal selam pertama yang dirakit di Indonesia hasil kerjasama PT PAL dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME) asal Korea Selatan itu saat ini tengah menjalani tes akhir. Meski belum resmi beroperasi, KRU ALugoro diketahui memiliki kemampuan perang yang mumpuni.
Perwira TNI AL Letnan Kolonel Laut Ahmad Taufiq menuturkan KRI Alugoro dilengkapi dengan senjata torpedo Black Shark generasi terbaru buatan Whitehead Alenia Sistemi Subacquei (WASS), anak perusahaan dari Leonardo-Finmeccanica SpA asal Italia yang beroperasi dalam pembangunan sistem senjata bawah air.
Torpedo itu, kata dia, juga terdapat di kapal selam KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404, yang juga hasil kerjasama PT PAL dengan DSME.
"Untuk kapal selam Alugoro ini, seperti kapal selam sebelumnya yaitu Nagapasa dan Ardadedali dilengkapi dengan torpedo Black Shark," ujar Ahmad dalam video resmi yang diunggah Sekretariat Presiden di Youtube, Senin (27/1).
Selain torpedo Black Shark, KRI Alugoro juga dilengkapi dengan sonar yang dapat mendeteksi musuh di permukaan dan bawah air.
Dalam keterangan resmi perusahaan Leonardo-Finmeccanica SpA, torpedo Black Shark merupakan generasi terbaru torpedo kelas berat yang dapat dikendalikan. Secara operasional, torpedo multi target itu dirancang agar bisa diluncurkan dari kapal selam atau kapal permukaan.
Torpedo Black Shark memiliki panjang 6 meter dan berdiameter 533 milimeter. Dalam versi terbaru, torpedo yang mampu bertahan hingga 20 tahun itu dilengkapi dengan baterai Lithium-Polimer baru.
Torpedo Black Shark saat ini digunakan oleh banyak angkatan laut di dunia, termasuk Indonesia. Leonardo-Finmeccanica SpA bahkan mengklaim tengah memproduksi 100 torpedo untuk dikirim ke negara-negara pengguna.
Black Hawk yang didukung dengan baterai AL-AgO dapat melucur sejauh 50 kilometer dengan kecepatan 50 knot. Black Shark disebut beroprasi di kapal selam tipe 209, 214, 212, dan Scorpene.
Karakter utama dari torpedo itu adalah tingkat kebisingannya yang sangat rendah sehingga sulit terdeteksi. Dilengkapi juga STANAG 4405; Acoustic Counter-Counter-Measures (ACCM); hingga Advanced Sonar Transmitting and Receiving Architecture (ASTRA).
Sebelumnya, KRI Alugoro berhasil menjalani tahapan Nominal Diving Depth (NDD) di perairan utara Pulau Bali, Selasa (21/1). KRI Alugoro berhasil menyelam hingga kedalaman 250 meter dalam tahapan NDD yang merupakan bagian dari 53 item Sea Acceptance Test (SAT).
Kapal Selam Alugoro merupakan kapal selam ketiga dari batch pertama dalam kerjasama pembangunan kapal selam antara PT PAL dengan DSME. (jps/DAL)
KRI Alugoro-405 Menyelam Hingga 251 Meter
Pagi itu, 20 Januari 2020, di Pelabuhan Banyuwangi Jawa Timur, muncul kesibukan. Tampak kapal selam pertama buatan anak bangsa, KRI Alugoro-405, sandar di pelabuhan. Juga hadir Direktur Utama PT PAL Surabaya, Budiman Saleh, bersama para insinyur PT PAL di sana dan siap melaksanakan uji selam KRI Alugoro-405.
Kapal selam yang diluncurkan pada 29 April 2019 lalu, siap melaksanakan uji-selam perdana. Tidak tanggung-tanggung Sang Dirut PAL sendiri ikut dalam uji-selam ini. Padahal uji-selam perdana dinilai memiliki risiko tinggi. Bagaimana bila setelah menyelam kapal ini tidak bisa timbul ke perairan.
Banyuwangi dipilih karena memiliki kedalaman yang memadai, hingga sekitar 800 meteran.
Bergerak dari dermaga, KRI Alugoro-405 berlayar menuju lokasi yang telah ditentukan dan operasi penyelaman dimulai. Kapal menukik ke dasar laut dan semua awak kapal menjaga keseimbangan dengan memiringkan badan berlawanan arah menukik kapal selam.
Secara perlahan KRI Alugoro-405 terus menyelam, tercatat kedalaman 50 meter, turun lagi ke kedalaman 75 meter, terus turun lagi ke kedalaman 100 meter. Beragam uji-selam dilaksanakan termasuk tightness test, test pump primer 1 dan 2 untuk menaik-turunkan kedalaman kapal, test bilge pump dan kemudian membuang keluar air yang ada di dalam tabung kapal selam sehingga kapal bisa naik ke atas lagi.
Uji-selam dilanjutkan ke kedalaman 150 meter, terus ke kedalaman 200 meter dan berhenti pada kedalaman 251. Tampak di alat ukur kedalaman, echosounder, yang menandakan kedalaman 251 meter dan tampak pula dasar laut perairan laut Banyuwangi yang masih 152 meter lagi dari titik lokasi selam KRI Alugoro-405.
Semua peserta uji-selam bernafas lega, uji-selam berlangsung sukses. Kapal selam adalah kapal paling canggih dari semua jenis kapal perang yang ada di dunia. Hanya segelintir negara di dunia yang mampu membangun kapal selam. Cita-cita Letnan J. Ginagan, seorang perwira muda ALRI, yang pada tahun 1947 berupaya membangun kapal selam buatan dalam negeri akhirnya bisa terwujud. Sejarah mencatat, kala itu Ginagan muda yang lulusan Akademi Angkatan Laut Belanda di Den Helder, membangun sebuah kapal selam mini secara mandiri untuk menghancurkan kapal perusak AL Belanda. Cita-citanya membangun kapal selam, yang benar-benar bisa menyelam, akhirnya diwujudkan oleh generasi penerus Ginagan.
Berita sukses uji-selam KRI Alugoro-405 sampai ke istana. Pada 27 Januari 2020, Presiden Jokowi bersama para menteri bertolak ke PT PAL Surabaya guna meninjau hasil uji-selam kapal selam kita ini. Ini sesuai dengan harapan Presiden bahwa Alutsista TNI semaksimal mungkin harus diproduksi di dalam negeri. "Ini adalah awal kemadirian Alutsista Nasional," tegas Presiden Jokowi.
Sumber : cnnindonesia.com http://pal.co.id