Operasi helikopter Nuri Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) telah dihentikan, kata kepala TUDM Jenderal Ackbal Abdul Samad.
Beliau mengatakan pesawat helikopter berusia 50 tahun itu terlalu mahal untuk dioperasikan dan biaya perawatannya terlalu tinggi.
![]() |
Nuri TUDM |
“Jika TUDM memiliki uang untuk membeli peralatan helikopter Nuri, perlu waktu antara sembilan dan 18 bulan untuk membeli suku cadang.
"Selain itu, TUDM memiliki rencana untuk mengganti pesawat helikopter ini tetapi masih dalam tahap evaluasi," katanya di sebuah pengarahan media khusus Malaysiai kemarin.
Ackbal mengatakan bahwa sejauh ini, beberapa jenis helikopter telah diidentifikasi untuk menggantikan Nuri selain aset yang ada.
Diminta untuk mengomentari anggaran TUDM Ackbal mengatakan alokasi TUDM saat ini berada pada tingkat 'nyaman' dan selalu mengoptimalkan kapasitas operasi aset yang ada dan meningkatkan kemampuan tim.
"Saat ini, TUDM memprioritaskan pengeluaran yang bijaksana dan meminimalkan acara hiburan yang dianggap tidak perlu," katanya.
Pesawat Nuri telah mengalami beberapa kecelakaan termasuk kecelakaan dan tanah longsor sejak tahun 1991.
Beberapa dari mereka jatuh pada tahun 2010 di Sintok Kedah, pada 2016 di Tawau Sabah dan Butterwoth, Penang pada tahun yang sama sementara pada peristiwa terbaru helikopter Nuri melakukan pendaratan darurat pada Agustus 2019 di Kamp Gubir Alor Star.
Sebelumnya, dalam majlis penyampaian perintah pertamanya, Ackbal menyerahkan jawatan Timbalan Panglima TUDM kepada Letnan Jeneral Datuk Mohd Asghar Khan Goriman Khan yang berlaku kemarin..
Selain itu, Ackbal juga menjabarkan delapan area inti untuk menentukan kejayaan TUDM termasuk memperkuat kemampuan operasional TUDM, rencana pengembangan kapasitas TUDM 2055 dan basis baru di Sendayan Negeri Sembilan
Sementara itu, pada upacara lain dari Kepala Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM) yang baru, Jenderal Tan Sri Affendi Buang memulai pekerjaan resmi di Wisma Pertahanan.
Komandan ATM ke-21 menggantikan Jenderal Tan Sri Zulkifli Zainal Abidin. Upacara penyerahan berlangsung pada 2 Januari kemarin.
Setelah tiba di halaman, Affendi, 57, menerima penghormatan dan memeriksa kehormatan di Padang Kawad, Lapangan Kebijaksanaan Pertahanan sebelum menuju ke kantornya.
Affendi, lahir pada 21 Agustus 1962 di Kuching, Sarawak adalah Komandan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) kedua yang ditunjuk sebagai Komandan ATM setelah Jenderal Tan Sri Azizan Ariffin.
Sebelum diangkat sebagai Komandan ATM, ia menjabat sebagai Komandan TUDM sejak 21 Desember 2016. (Diterjemahkan TSM)
Sumber : https://bharian.com.my - Herru Sustiana