Ilyushin IL-76MD-90A (IL-476) |
Dalam kelas pesawat angkut militer, tiada yang meragukan dominasi C-130J Hercules untuk pesawat angkut taktis (dalam terminologi TNI AU, Hercules masuk angkut berat). Airbus Industries yang datang dengan A400M saja gagal menggoyang sang Putra Dewa dan Lockheed Martin mulus saja meluncur ke angkatan udara pengguna di seluruh dunia.
Di sisi lain, Blok Timur punya gacoan pesawat angkut dalam bentuk IL-76 Candid. Kemampuan gotong bebannya bahkan melebihi Hercules, namun selama empat dekade selalu dibayangi oleh mesin dan avionik yang tidak efisien sehingga jarak tempuhnya pendek. Karena kemudian Negeri Beruang Merah runtuh, maka tidak ada dana untuk membiayai modernisasi IL-76.
Seiring dengan naiknya harga minyak dan gas alam pada tahun 2000, Pemerintah Rusia punya dana untuk modernisasi. Mereka pun memerintahkan untuk memproduksi dan memperbarui IL-76 yang merupakan tulang punggung angkut taktis AU Rusia, yang programnya dimulai pada Desember 2006.
Permintaan ini segera dikerjakan oleh pabrikan Aviastar selaku pabrikan pembuatnya. Dua prototipe yang dimodifikasi dari Il-76 lama dapat diselesaikan pada musim semi 2011. Penyelesaian ini diikuti sejumlah tes statik, sebelum akhirnya masuk pada uji dinamis.
Uji dinamis dengan penerbangan langsung ditandai dengan penerbangan perdana pada Maret 2013 di pangkalan udara Zhukovsky. Tercatat berbagai uji instrumentasi dilakukan dan berhasil membukukan 38 sorti penerbangan. Pemerintah Rusia juga berpesan untuk menambah alat komunikasi modern dan sistem pertahanan untuk mengecoh rudal.
Ada tiga titik fokus pembaruan pada IL-76 modernisasi yang disebut IL-76 MD-90 dan kemudian akhirnya mendapat nama final IL-476. Tiga titik fokus tersebut adalah pembaruan sistem avionik modern untuk meringankan kerja kokpit, perkuatan struktur agar kapasitas beban yang dapat diangkut meningkat, dan mesin baru agar IL-476 bisa terbang lebih jauh.
Pembaruan sistem avionik dilakukan dengan membenamkan glass cockpit atau kokpit digital untuk IL-476. Tipe yang dipakai adalah sistem KSEIS-KN-76 yang memanfaatkan delapan layar multi fungsi berwarna, menghilangkan model meteran yang banyak jumlahnya. Tampilan lebih minimalis tapi kinerja jelas lebih maksimal.
Sistem navigasi juga menerima pembaruan dengan instalasi Kupol-III-76M(A) yang kompatibel dengan sistem navigasi berbasis satelit GLONASS, sistem navigasi inersial, dan sudah sesuai dengan standar ICAO Kategori II. Sistem pilot otomatisnya menggunakan ACS-76.
IL-476 pun menerima mesin baru, Perm PS-90A-76 turbofan dengan daya dorong 14.500 pon sebuahnya. Mesin ini sangat efisien untuk hitungan Blok Timur, dan mampu mengantarkan Il-476 untuk terbang 18% lebih jauh sembari menenggak bahan bakar 12% lebih sedikit. Untuk memampukan IL-476 untuk beroperasi tanpa dukungan di pangkalan terpencil, sistem APU TA-12A dipasang di IL-476 sehingga mesin bisa distart sendiri.
IL-476 juga menerima sayap baru yang menggunakan material titanium pada banyak bagian permukaan sehingga lebih ringan. Sayap baru ini berkontribusi pada kemampuan IL-476 untuk terbang sejauh 5.000km dengan kargo seberat 52 ton di dalam perutnya. Sayap baru ini juga memotong jarak pendaratan, dimana IL-476 hanya butuh 1.600 meter landasan untuk mendarat.
Harus diakui, IL-476 adalah pesawat yang menarik untuk dipertimbangkan. Kapasitas angkutnya 300% lebih tinggi dibandingkan C-130J Super Hercules, sementara harganya sama antara kedua jenis pesawat yang berbeda dapur pacu ini. Dengan kebutuhan TNI di masa mendatang yang akan terus meningkat, seperti misalnya kehadiran tank medium, Hercules bisa jadi sudah tidak lagi cukup mampu untuk menghadapi tuntutan tugas TNI ke depannya. (Aryo Nugroho)