Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas tentang Kebijakan Pengembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1). Lokasi ratas berada di hanggar Produksi Kapal Selam PT PAL Indonesia.
![]() |
Presiden Jokowi Tinjau Kapal Selam buatan PT PAL Indonesia |
Jokowi menyampaikan tiga pesan utama dalam mendorong industri alutsista dalam negeri dan penguasaan teknologi militer hingga 50 tahun ke depan.
Pertama, Indonesia harus fokus terhadap pembenahan ekosistem industri pertahanan antara lain yang berkaitan dengan fasilitas pembiayaan untuk kluster industri pertahanan. Pengembangan industri komponen pendukung maupun bahan baku, rantai pasok, dan pengembangan industri lokal demi mengurangi impor.
"Paling tidak 15 tahun itu industri strategis pertahanan kita harus memiliki order atau pesanannya, sehingga arahnya tata kelola bisa direncanakan bisa dibangun sebuah rencana panjang yang baik dan investasinya bisa lebih terarah," pesan Jokowi.
Jokowi juga mendorong perluasan pasar ekspor produk BUMN yang memproduksi alutsista, antara lain PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT DI. Ia mendesak harus ada lompatan untuk meningkatkan pasar ekspor produk alutsista lebih besar.
Kedua, meningkatkan kerja sama transfer teknologi dengan negara lain dan peningkatan kandungan TKDN dalam memproduksi alutsista. Selain itu, pengembangan rantai produksi antara BUMN dan UMKM dengan perusahaan swasta sangat diperlukan untuk membangun industri militer dalam negeri.
Ketiga, Jokowi ingin pengembangan alutsista dalam negeri mampu menyerap dan adopsi perkembangan teknologi militer terkini yang serba digital, hingga masa depan.
"Ini memerlukan lompatan, tapi saya yakin dengan BUMN kita berpartner dengan perusahaan luar yang sudah memiliki reputasi saya kira ini akan lebih cepat kita adopsi pengembangan teknologi terkini," katanya.
Jokowi menekankan Indonesia harus mampu mengatasi lompatan teknologi militer dalam jangka waktu 20-50 tahun ke depan.
"Mampu memahami menguasai teknologi otomatisasi teknologi sensor yang mengarah pada pengindraan jarak jauh serta teknologi IT seperti 5G, komputasi quantum yang mengarah pada pengarahan sistem senjata yang otonom, serta pertahanan siber," katanya.(Chandra Gian Asmara)
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/