Kementerian Pertahanan Maroko telah menerima pengiriman tiga UAV long endurance Heron yang dibuat oleh Israeli Aerospace Industries (IAI) yang telah dinonaktifkan dari kedinasan militer Prancis.
Perusahaan Prancis Dassault dikatakan menjadi perantara kesepakatan antara Maroko dan IAI karena negara mayoritas Muslim Afrika Utara itu tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
![]() |
UAV Heron IAI |
Tiga pesawat tak berawak itu tiba di Maroko pada 26 Januari untuk sebuah kesepakatan yang dilaporkan bernilai $ 48 juta, media publikasi Perancis Intelligence Online melaporkan. Belum ada konfirmasi dari otoritas Maroko mengenai kesepakatan tersebut.
Narasumber mengatakan bahwa paket 3 drone Heron plus stasiun darat, suku cadang dan dukungan akan bernilai lebih dari 150 juta jika dibeli baru. Tidak diketahui berapa umur drone tersebut dan berapa lama masa pakai yang tersisa.
Laporan itu mengatakan Maroko membeli drone setelah drone tersebut dinonaktifkan dari militer Prancis, yang menggunakannya untuk operasi pengintaian di Afghanistan. Drone ini mampu terbang selama 52 jam, dan dapat dilengkapi dengan link komunikasi yang aman dan berbagai sensor yang dapat melihat di siang atau malam hari.
Situs web itu mengatakan Maroko berencana mengerahkan UAV itu untuk memerangi kelompok-kelompok ekstrimis dan pemberontak di Sahara Barat.
Sejauh ini, IAI Heron memiliki sekitar 3 varian termasuk; versi Turki, EADS Harfang dan Super Heron.
Varian khusus yang dioperasikan oleh Turki menggunakan subsistem elektro-optik yang dirancang dan diproduksi oleh Turki. Heron Turki menggunakan airborne thermal Imaging and targeting system ASELFLIR-300T yang dirancang dan diproduksi oleh ASELSAN Turki.
Heron dapat membawa serangkaian sensor, termasuk pengintai darat kamera inframerah dan kamera TV, sistem intelijen dan berbagai sistem radar, dengan total hingga 250 kg (550 lb).
Negara-negara lain yang mengoperasikan Heron termasuk Singapura dan India. Prancis mengoperasikan turunan dari Heron bernama Harfang.
Maroko memiliki hubungan pertahanan yang erat dengan Prancis dimana mereka memesan fregat FREMM sebelumnya. Maroko juga merupakan salah satu klien utama AS yang telah melakukan pembelian yang signifikan sejumlah jet F-16, rudal, helikopter Apache dan banyak lainnya dari Washington.(Angga Saja-TSM)
Sumber : defenseworld.net