radarmiliter.com - Uji coba penembakan rudal udara-ke-udara R-37M Rusia (juga dikenal sebagai RVV-BD) dari jet tempur Su-35 direncanakan pada akhir tahun 2020. Sementara uji penerbangan untuk mengkonfirmasi kompatibilitas dengan jet tempur Su-35 telah dilakukan.
Rudal hipersonik R-37M diharapkan dapat menjadi senjata udara-ke-udara jarak jauh utama untuk jet tempur jenis Sukhoi dan MiG Rusia saat ini dan yang akan datang ke dekade berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan rudal R-77 yang jangkauan maksimumnya sekitar 100 km pada kecepatan supersonik (2-3 kali kecepatan suara). Sedangkan R-37M memiliki jangkauan 200 km dengan kecepatan hipersonik (enam kali kecepatan suara).
Rudal ini akan bersaing dengan AIM-120C buatan Raytheon (jangkauan 160 km), AIM-260 JATM (jangkauan 200 km) buatan Lockheed Martin dan Rudal Meteor buatan MBDA (jangkauan 160 km) yang merupakan salah satu senjata untuk jet tempur Rafale, Gripen dan F-35.
Rudal Hipersonik R-37M pada Sukhoi Su-35 |
Setelah tes pada jet tempur Su-35, R-37M kemudian akan diuji pada jet tempur generasi kelima Su-57 untuk diluncurkan dari internal weapons bay. Hal ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjatuhkan jet tempur dari luar jangkauan visual tetapi juga menargetkan pesawat peringatan dini dan rudal jelajah yang beroperasi dari jarak jauh, tulis Izvestia awal pekan ini.
Kecepatan hipersonik R-37M (RVV-BD) memungkinkannya mengatasi jarak ke target bahkan pada jarak maksimum dalam dua hingga tiga menit, mengutip Izvestia. Sistem navigasi inersia, dibangun di atas giroskop laser presisi tinggi, memandu untuk sebagian besar jalur penerbangan ke target. Jika target tiba-tiba berubah arah, lintasan rudal dapat dikoreksi dari jet tempur melalui tautan radio. Homing radar diaktifkan di dekat target sehingga menyebabkan hulu ledaknya meledak dan untuk menghindari deteksi.
Meskipun rudal tersebut diklaim memiliki jangkauan 200 km, jarak penargetan yang ideal (juga dikenal sebagai no-escape-zone) tergantung pada jenis pesawat musuh. Untuk jet tempur jarak idealnya 40-70 km, sedangkan untuk pesawat siluman atau rudal jelajah jarak idealnya akan lebih sedikit. Untuk pesawat pembom besar atau pesawat peringatan dini, jarak tembak efektif bisa lebih jauh yakni dari 70 km-100 km.
Rudal ini dapat memanfaatkan kecepatan hipersoniknya pada jarak penargetan yang relatif lebih pendek dan menabrak pesawat musuh yang dilengkapi dengan sistem deteksi rudal yang paling canggih.
Menurut Tactical Missiles Corporation, produsen RVV-BD, sistem panduan rudal bersifat inersia dengan pembaruan data link dan radar aktif di jalur akhir. Propulsion - SPR mode ganda yang menampilkan start internal rudal setelah pemisahan dari jet tempur yang meluncurkannya. Fuse - kedekatan aktif radar dan sensor sasaran benturan. Warhead - HE ledakan fragmentasi.(paijojr)
Sumber : https://www.defenseworld.net/