CMV-22B Osprey, Pesawat Tiltrotor Pertama Perkuat Angkatan Laut AS (US Navy) - Radar Militer

29 Juni 2020

CMV-22B Osprey, Pesawat Tiltrotor Pertama Perkuat Angkatan Laut AS (US Navy)

radarmiliter.com - Pesawat tiltrotor pertama bergabung ke barisan armada Angkatan Laut Amerika Serikat, Senin 22 Juni 2020. CMV-22B Osprey menggantikan tempat pesawat kargo C-2 Greyhound dalam peran carrier onboard delivery (COD). Osprey akan mengangkut mulai dari surat, suplai makanan, personel, sampai mesin pesawat tempur F-35 dari pangkalan di darat ke kapal-kapal induk yang sedang beroperasi di tengah samudera.
Pesawat Osprey itu touched down di Naval Station North Island di San Diego, California, disambut upacara seremonial kecil. Osprey akan tergabung dalam skuadron VRM-30 bentukan dua tahun lalu. Pesawat itu juga menjadi yang pertama dicat putih dan abu-abu pucat, jenis warna untuk mengidentifikasinya sebagai pesawat tak bersenjata alias nontempur.
CMV-22B Osprey
CMV-22B Osprey 
CMV-22B menawarkan beberapa kelebihan daripada C-2A yang terbatas operasionalnya pada landasan panjang beberapa ribu kaki. Fleksibilitas dari desain tiltrotor memungkinkan CMV-22B bisa mendarat dan lepas landas di hamper setiap permukaan yang rata. Pesawat terbaru bahkan bisa beroperasi dari kapal perang amfibi kelas Wasp dan America dan pangkalan apung ekspedisi Angkatan laut yang baru menyamai kemampuan helikopter Seahawk.
Tapi, satu alasan utama Angkatan Laut Amerika memilihnya menggantikan C-2A adalah karena kemampuannya memuat mesin jet tempur F-35. Ini karena jet-jet tempur F-35 versi Angkatan Laut Amerika, yakni F-35C, akan segera dikerahkan ke kapal induk USS Carl Vinson pada tahun depan. Pesawat Osprey bersama skuadron VRM-30 juga akan ikut berlayar di atas kapal induk itu tahun depan.
Tapi bukan berarti tak ada kelemahan yang dimiliki CMV-22B. Pesawat tiltrotor ini hanya memiliki jangkauan jelajah 1.150 mil--bandingkan dengan kemampuan C-2A yang bisa sampai 1.400 mil. Itu pun jangkauan terjauh dari semua varian Osprey setelah menggunakan tambahan tangki bahan bakar. Tapi sebagian kelemahan ini bisa dimitigasi oleh kemampuan Osprey untuk isi bahan bakar di udara, yang tidak bisa dilakukan C-2A. Selain itu Osprey juga hanya bisa mengangkut 3 ton kargo, ketimbang C-2A yang bisa sampai 5 ton.
CMV-22B Osprey memiliki sebuah sayap besar dengan dua mesin turboshaft Rolls-Royce T406. Pesawat ini bisa merotasikan mesin sayapnya menjadi vertikal untuk lepas landas dan pendaratan gaya helikoper. Begitu mengudara, pesawat ini akan merotasikan kembali sayapnya 90 derajat dan terbang seperti halnya pesawat baling-baling ganda pada umumnya. Konfigurasi ini membuatnya lebih cepat daripada kemampuan terbang helikoper, yakni melaju sampai 280 knot.
Pesawat CMV-22B yang melayani Angkatan Laut Amerika ini adalah yang ketiga setelah satu di Korps Marinir dan yang kedua di Angkatan Udara. Marini Amerika menerbangkan variannya sebagai transport serang dan Angkatan Udara menggunakan untuk operasi khusus jarak jauh dan SAR.
Angkatan Darat Amerika sejauh ini menolak memanfaat jasa CMV-22. Tapi matra yang satu ini dikabarkan sedang menguji jenis tilrotor yang lain, Bell V-280 Valor dan Sikorsky-Boeing SB>1 Defiant sebagai kandidat pengganti UH-60 Blackhawk sebagai helikopter kelas medium.
Secara keseluruhan Angkatan Laut Amerika Serikat menginginkan 39 CMV-22B Osprey senilai $ 4,2 miliar atau lebih dari Rp 60 triliun.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb