Mengutip laporan Jerusalem Post, Senin (8/3/2021), beberapa jet tempur F-15 Angkatan Udara Israel mengawal bomber B-52 itu ketika melewati wilayah udara negara Yahudi. Pesawat pembom Amerika itu lantas terbang kembali ke pangkalannya di Amerika Serikat.
Itu adalah misi ketujuh ke wilayah operasi Komando Pusat [CENTCOM] Amerika Serikat dalam empat bulan terakhir dan penempatan kedua pembom berat sejak Joe Biden menjadi presiden Amerika pada 20 Januari.
Amerika Serikat telah berusaha membuat Iran kembali ke meja perundingan untuk membahas program nuklir terlarangnya dan sementara itu Amerika telah mengirim pembom berat B-52 dan baru-baru ini menyerang sasaran milisi Iran di Suriah.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan bahwa Israel memperbarui rencana serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran.
"Kami memiliki mereka [rencana serangan] di tangan kami, tetapi kami akan terus [untuk] terus meningkatkannya," kata Gantz.
"Aspirasi nuklir Iran harus dihentikan. Jika dunia menghentikan mereka sebelumnya, itu sangat bagus. Tetapi jika tidak, kami harus berdiri sendiri dan kami harus membela diri kami sendiri," kata Gantz.
Setelah penempatan baru-baru ini, Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan pembom itu dikirim ke Teluk untuk menggarisbawahi komitmen Amerika terhadap keamanan regional dan kemampuan untuk segera dikirim ke kawasan tersebut sesuai kebutuhan.
"Amerika Serikat terus mengerahkan kemampuan siap tempur ke dalam area tanggung jawab Komando Pusat Amerika Serikat untuk mencegah musuh potensial, dan menjelaskan bahwa kami siap dan mampu menanggapi setiap agresi yang ditujukan pada Amerika atau kepentingan kami," kata Jenderal Frank McKenzie, komandan Komando Pusat Amerika Serikat.
"Kami tidak mencari konflik, tetapi tidak ada yang boleh meremehkan kemampuan kami untuk mempertahankan kekuatan kami atau bertindak tegas dalam menanggapi serangan apa pun."(Muhaimin)
Sumber : https://www.sindonews.com/