Bagi Prajurit Paskhas Latihan Dopper Merupakan Suatu Kebahagiaan - Radar Militer

15 Februari 2016

Bagi Prajurit Paskhas Latihan Dopper Merupakan Suatu Kebahagiaan

Prajurit Paskhas
Prajurit Paskhas

Latihan dopper menggunakan senjata api berisi peluru tajam merupakan aktivitas biasa di kalangan TNI. Bukan maksud memamerkan aksi kekerasan, bukan pula sengaja mengumbar tindakan brutal. Bagi prajurit Paskhas TNI AU, dihujam bertubi-tubi tembakan di samping kiri kanan tubuh justru menyimpan kesan tak terlupakan.
"Dopper itu latihan wajib yang harus diikuti prajurit Paskhas saat masa Pendidikan Komando. Nah, latihan dopper ini merupakan masa-masa kebahagian bagi prajurit Paskhas," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Korps Paskhas Letkol Sus Rifaid di Markas Komando (Mako) Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/2/2016).
Selama lima bulan mengikuti Pendidikan Komando, sambung Rifaid, prajurit baret jingga dari golongan perwira, bintara dan tamtama, sudah pasti merasakan langsung desingan suara tembakan serta berjumpa peluru tajam di hadapan mata. Latihan dopper berlangsung menjelang akhir pendidikan.
"Memang latihan dooper ini menguji mental. Namun prajurit Paskhas harus bertekad satu langkah ke depan, ngapain harus mundur menjadi prajurit Paskhas gara-gara kegiatan (latihan dopper) sepele ini. Begitulah rasa bahagianya," tutur Rifaid.
Dia menjelaskan, selama ini tidak ada peserta yang mengundurkan diri karena menolak ikut latihan dopper. Kondisi tersebut membuktikan prajurit Korpaskhas memang benar-benar memiliki rasa percaya diri tinggi dan berani.
Rifaid menegaskan, tentu saja latihan dopper berdampak terhadap prajurit sewaktu menghadapi pertempuran sesungguhnya di medan perang. "Musuh boleh tahu apa yang kita miliki, tapi musuh tidak akan pernah tahu apa niat dan keinginan kami," ujarnya.
"Latihan dopper besar sekali manfaatnya. Sebab prajurit Paskhas mentalnya sudah terbentuk dengan mengikuti materi pendidikan berupa latihan dopper ini. Kondisi seperti itulah membuat kami berani dan ksatria," kata Rifaid menambahkan.
Lebih lanjut Rifaid menuturkan, sepanjang latihan dopper di lingkungan Korpaskhas, hingga kini tidak pernah terjadi insiden prajurit terkena tembakan peluru tajam yang dimuntahkan penembak.
"Belum pernah ada sampai sekarang. Buktinya tiap tahunnya tetap ada dopper," ucap Rifaid.
Korpaskhas : Latihan Dopper Memang Brutal, Tapi Kami Bukan Sok Pamer Kekuatan
Nyata tanpa rekayasa. Bukan pula adegan film action nan mendebarkan. Ini tayangan visual sesungguhnya kala peluru tajam bertubi-tubi seliweran di sisi kanan dan kiri tubuh prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU yang tengah berlatih dopper.
Cara TNI latihan tersebut menjadi sorotan media asing. Mereka menilai pola berlatih militer ala TNI tergolong ekstrem. Ngeri.
"Latihan dopper memang terlihat brutal. Tapi bukan maksud kami sok-sokan dan pamer kekuatan," ucap Kepala Penerangan (Kapen) Korps Paskhas Letkol Sus Rifaid di Markas Komando (Mako) Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/2/2016).
Rifaid memperlihatkan rekaman momen latihan dopper di hutan daerah Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Maret 2015. Menurut Rifait, setiap tahunnya sekitar 250 personel Paskhas dari golongan perwira, bintara dan tamtama melaksanakan Pendidikan Komando yang salah satu materinya berupa latihan dopper.
"Dopper ini dilakukan menjelang akhir pendidikan selama lima bulan. Latihan dopper wajib diikuti prajurit Paskhas," ucap Rifaid
Gambaran isi video milik Korpaskhas TNI AU ini menampilkan dua pria selaku regu tembak berdiri di ketinggian sekitar 10 meter. Keduanya membidikkan senjata api laras panjang Avtomat Kalashnikova 1947 (AK-47) ke arah bawah atau gelanggang lumpur yang dilewati tiga prajurit Paskhas.
Rentetan suara tembakan silih berganti saat tiga prajurit berhelm sambil membawa senjata api laras panjang itu merayap sejauh 25 meter. Percikan lumpur nampak 'menari-nari' terkena peluru tajam kaliber 7,62. Mendapat 'serangan' tersebut membuat prajurit peserta latihan dopper sigap bergerak cepat merayap dalam kubangan lumpur.
"Prajurit peserta pendidikan itu tanpa rompi antipeluru. Sementara penembak mengarahkan pelurunya secara zigzag atau menyilang. Peluru tidak lurus ke depan kepala prajurit, tetapi diarahkan ke samping tubuh kiri dan kanannya," kata Rifaid.
Dia menegaskan, latihan dopper menggunakan peluru tajam ini praktiknya tidak sembarangan. Sebelum ikut dopper, para prajurit sudah dijejali berbagai materi kemampuan darat, laut dan udara sepanjang masa pendidikan.
"Brutal juga ada perhitungannya, enggak asal-asalan. Safetynya sudah diperhatikan secara keseluruhan. Sebelum menggelar dopper, pelaksana mengukur ketebalan dan mengkaji tanah serta lumpur. Jangan ada batu, sehingga peluru tak mental liar. Kalau ada batu, pecahan sepihan batu terkena peluru bisa melukai prajurit. Jadi kami pastikan peluru menancap kuat dalam lumpur," tutur Rifaid.
Korpaskhas merupakan salah satu pasukan elite TNI AU. Soal latihan dopper, sambung Rifaid, bukan sesuatu luar biasa di kalangan personel berjuluk baret jingga ini. "Berlatih dopper itu bukan hal istimewa. Sejak lama latihan tersebut menjadi rutinitas prajurit Paskhas. Sehingga sejak awal mereka menjadi prajurit bernyali, kuat mental dan berani saat berhadapan dengan pertempuran sebenarnya," ujar Rifaid.
Dopper Disebut Ekstrem Oleh Asing, Marinir: Ada Latihan yang Lebih Bahaya
Daily Mail menyebut latihan dopper TNI menggunakan peluru tajam sebagai salah satu aksi ekstrem. Ternyata, bagi Korps Marinir Angkatan Laut, itu hanyalah latihan biasa. Ada latihan lain yang lebih berbahaya.
"Di kita itu jadi kegiatan rutin yang harus dilaksanakan dalam membina kemampuan prajurit. Jadi bisa dibilang hal biasa. Itu latihan dasar kalau untuk komando," terang Kadispen Korps Marinir Letkol Marinir Suwandi, saat dikonfirmasi detikcom.
Menurut Suwandi, Marinir ada latihan lain yang lebih ekstrem. Misalnya latihan pendaratan khusus di laut, sebab harus berhadapan dengan alam. Lalu, latihan menembak di laut dan pantai. Ada juga yang ditembaki pelatih dari perahu karet atau dari pantai.
"Ya memang dopper cukup bahaya, tapi ada materi lain yang nggak kalah menantang dan berbahayanya dari dopper," bebernya.
"Jadi latihan menembak atau ditembaki di air. Karena Marinir itu medianya laut dan darat. Semacam dopper tapi di laut atau rawa," sambungnya.
Bagi Marinir, dopper itu adalah latihan dasar dalam suatu aplikasi pertempuran. Nantinya, aplikasi tersebut bisa dikembangkan bermacam-macam. "Jadi dopper dasarnya, jadi untuk bisa menghadapi di segala medan," imbuhnya.
Apakah Marinir pernah latihan dopper dengan pasukan asing?
"Nggak pernah. Mereka tahu ya seharusnya (soal latihan dopper prajurit Indonesia). Kalau latihan dengan negara lain ada, tapi materinya bukan itu. Latihan bersama biasanya patroli, operasi amfibi," jawabnya.

Sumber : http://news.detik.com/berita/3140808/bagi-prajurit-paskhas-latihan-dopper-merupakan-suatu-kebahagiaan

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)