Komnas HAM : TNI Dianggap Lebih Humanis dalam Penanganan Terorisme - Radar Militer

19 Februari 2016

Komnas HAM : TNI Dianggap Lebih Humanis dalam Penanganan Terorisme

Pasukan Antiteror TNI
Pasukan Antiteror TNI

Pola penanganan terorisme yang dilakukan TNI dipandang lebih humanis ketimbang polisi. Hal itu diungkapkan oleh Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani saat berkecimpung di Poso dengan korps militer pada 2007 silam.
"Pendekatan TNI lebih humanis, DPO teroris berhasil dikembalikan ke masyarakat," ujar Siane dalam forum diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2016).
Siane mengimbau, korps Bhayangkara selayaknya memutus dendam terhadap terorisme. Sebab itu, ia menilai revisi atau tidak UU nomor 15 tahun 2003 tentang terorisme, bukan hal yang penting.
"Kita harus memutus dendam. Bukan soal revisi atau tidak, intinya pola kekerasan. Tidak ada manusia yang boleh dilakukan tidak manusiawi," sambungnya.
Namun, kata dia, penanganan terorisme tersentral pada Densus 88 akan rentan penyalahgunaan kekuasaaan atau abuse of power.
"Teroris tidak hanya ditangani satu institusi, apalagi Densus. UU TNI nomor 34 tahun 2004, tugas TNI juga penanganan terorisme, biar tidak ada rekayasa, abuse of power kalau satu lembaga," tukasnya.
Komnas HAM : Polisi Ajarkan Balas Dendam terhadap Teroris
Pemerintah meminta revisi UU nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Menyikapi hal tersebut, Komisioner Komnas HAM, Siane Indriane menilai langkah yang dilakukan pemerintah tak lepas dari insiden bom Sarinah yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Insiden Sarinah, apa endingnya? Revisi UU, tambahan anggaran Densus 88 Rp1,9 trilyun," ujar Siane dalam forum diskusi Quo Vadis Revisi UU 15 tahun 2003 di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2016).
Tak hanya itu, pasca insiden tersebut, Densus 88 juga langsung melakukan penggrebekan serta penangkapan ke sejumlah terduga teroris. Namun, langkah itu lebih menonjolkan aspek kekerasan.
"Kalau kita melihat pola penanganan yang dilakukan (Densus 88) menonjolkan kekerasan," lanjut dia.
Akibat pola yang dilakukan kepolisian, memberikan kesan penanganan teroris harus dilakukan dengan kekerasan dengan mengajarkan kepada warga untuk melakukan balas dendam terhadap terorisme.
"Seolah memberikan wacana penanganan teroris harus dengan kekerasan. Negara mengajarkan balas dendam kepada teroris, mereka harus dibinasakan. Ini yang di branding," pungkas Siane.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/02/17/337/1313978/tni-dianggap-lebih-humanis-tangani-terorisme

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb