OV-10 Bronco AS Bangkit dari Kubur untuk Gempur ISIS - Radar Militer

15 Maret 2016

OV-10 Bronco AS Bangkit dari Kubur untuk Gempur ISIS

OV-10 Bronco AS
OV-10 Bronco AS
Pada zamannya, tepatnya di era Perang Vietnam, pesawat tempur turbo dengan daya penggerak baling-baling, OV-10 Bronco, seolah jadi penguasa angkasa. Tapi bagaimana jika pesawat tua itu digunakan Amerika Serikat (AS) untuk menggempur organisasi teroris ISIS saat ini.
Ya, pesawat yang pertama kali terbang pada 1965 dengan kegunaan operasi counter-insurgency itu dikatakan Pusat Komando (Puskom) AS yang berbasis di Tampa, Florida, bakal kembali digunakan dalam operasi udara memerangi ISIS di Suriah dan Irak.
Juru bicara Puskom AS, Kapten Bryant Davis sebagaimana diwartakan Russia Today, Sabtu (12/3/2016) mengatakan, pesawat turbo Bronco itu bakal diberi sejumlah misi memerangi ISIS, setelah sebelumnya sudah kembali diujicobakan dengan 120 misi latihan perang.
Di sisi lain, penggunaan Bronco bakal menghemat anggaran militer AS. Menurut catatan Puskom AS dan penuturan veteran penerbang Angkatan Laut AS, Letkol Chris Harmer, pengiriman sebuah jet tempur F-35 “Lightning II” dalam misi berdurasi satu jam, akan memakan biaya USD150 juta.
Ada keuntungan tersendiri jika AS menggunakan Bronco, kendati tak punya keunggulan kecepatan, sebagaimana jet-jet tempur F-16 atau F-35.
Keuntungannya adalah, kecepatan Bronco yang maksimal hanya mencapai 223 mil per jam itu, akan lebih efektif untuk mendukung operasi pasukan darat dengan catatan, musuh tak memiliki senjata anti-pesawat.
Pilot-pilot Bronco juga akan bisa terbang lebih rendah dan melihat area target dengan lebih baik. Belum diketahui kapan persisnya pesawat Bronco akan memulai debutnya menggempur ISIS, tapi pengajuan rencananya sudah diluluskan Kementerian Pertahanan AS.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/03/12/18/1334200/ngirit-anggaran-as-gempur-isis-dengan-pesawat-tua

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb