![]() |
Operasi Mercusuar pada Subi Reef |
China mulai mengoperasikan mercusuar setinggi 55 meter yang dibangun di salah satu pulau buatan di Laut China Selatan. Pulau ini berada di perairan yang diklaim milik China dan tahun lalu kerap dilalui kapal perang AS.
Selain China, perairan itu diklaim juga oleh pemerintah Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Ini perairan yang ramai dilalui kapal dagang dengan nilai mencapai triliunan dolar AS setiap tahunnya.
Seperti dilansir Channel News Asia, Kementerian Transportasi China pada Rabu, 6 April 2016 menggelar upacara menandai dimulainya operasi mercusuar pada Subi Reef.
Menurut pejabat Transportasi China, mercusuar tersebut memancarkan cahaya putih pada malam hari. Bangunan ini mampu menyediakan layanan navigasi yang efisien seperti referensi posisi, panduan rute dan informasi keselamatan navigasi untuk kapal. Selain itu, dapat meningkatkan manajemen navigasi dan tanggap darurat.
Subi Reef adalah sebuah pulau buatan yang dibangun oleh China selama setahun, sejak Oktober 2015. Sebelum China mengubahnya menjadi sebuah pulau, Subi tenggelam pada saat pasang.
Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut, batas 12 mil laut tidak dapat diatur di sekitar pulau buatan yang dibangun di atas karang yang sebelumnya terendam.
China mengatakan banyaknya konstruksi di Laut China Selatan dirancang memenuhi kewajiban internasionalnya dalam hal keselamatan maritim, pencarian dan penyelamatan serta penelitian ilmiah.
Saat awal pembangunannya pada Oktober lalu, kapal penghancur rudal USS Lassen (DDG-82) berlayar sekitar 12 mil laut dari Subi Reef. Ini sempat membuat China panas.
Selain di Subi, China memiliki proyek mercusuar pada dua terumbu lain di daerah tersebut, yakni Cuarteron Reef dan Johnson South Reef.
Sumber : https://dunia.tempo.co/read/news/2016/04/07/118760459/beijing-operasikan-mercusuar-setinggi-50-meter-di-laut-cina