RS-26 Rubezh, Rudal Nuklir Rusia yang Sulit Dihancurkan - Radar Militer

08 April 2016

RS-26 Rubezh, Rudal Nuklir Rusia yang Sulit Dihancurkan

Rudal Nuklir RS-26 Rubezh Rusia
Rudal Nuklir RS-26 Rubezh Rusia

Rudal Balistik Antar Benua (ICBM) terbaru Russia, RS-26 Rubezh disebut sebagai anti-missile defense killer karena diyakini tidak ada satu pun sistem pertahanan anti rudal di dunia yang mampu menghadang Rubezh. RS-26 mampu melaju dengan lintasan yang berubah-ubah sehingga sulit untuk mendeteksi dan menghancurkannya. Rusia mengklaim bahwa Rubezh merupakan rudal yang akurat, lebih akurat dibanding rudal balistik lain.
RS-26 Rubezh pertama kali terlihat di kosmodrome Plesetsk, Arkhangelsk, pada 27 September 2011. Rusia berhasil melakukan uji coba peluncuran pertama pada Mei 2012, dilanjutkan tes kedua dan ketiga pada Oktober 2012 dan Juni 2013. Tes pertama Rubezh sukses menghancurkan target sejauh 6.000 km. Uji coba RS-26 terus dilakukan hingga 2015, dan Rubezh siap memperkuat angkatan bersenjata Rusia, pada tahun 2016.
Rudal Balistik Antar Benua RS-26 Rubezh dikembangkan oleh Moscow Institute of Thermal Technology berdasarkan rudal balistik RS-24 Yars, rudal canggih Rusia yang diperkenalkan pada 2010. RS-26 memiliki panjang 12 m, diameter 1,8 m, dan bobot 80 ton, lebih ringan dari RS-24 yang beratnya mencapai 120 ton. Rubezh mampu mencapai sasaran hingga 11.000 km, sehingga dapat menjangkau seluruh wilayah Amerika Serikat. Rudal balistik terbaru Rusia ini memiliki kecepatan 20 mach atau 24.500 km/jam.
ICBM RS-26 Rubezh membawa hulu ledak termonuklir. Saat ini tidak diketahui apakan Rubezh membawa hulu ledak tunggal atau beberapa kepala nuklir independen (multiple independently targetable reentry vehicle/MIRV). Namun, RS-24 Yars, yang merupakan rudal pendahulu RS-26 membawa 10 kepala nuklir independen. Beberapa sumber menyebutkan bahwa RS-26 membawa hulu ledak nuklir dengan kekuatan 1,2 megaton.
Rubezh merupakan rudal balistik antar benua yang diangkut dengan truk Belarus MZKT-79291. Truk peluncur Rubezh dapat beroperasi di kawasan hutan terpencil, dan memiliki otonomi yang jauhnya lebih 500 km dari pangkalan. Kemampuan dan mobilitas ini membuat Rubezh tidak dapat dihancurkan pada serangan pertama, sehingga Rusia dapat membalas serangan lawan dengan rudal canggih ini. Rusia tidak memliki rencana menempatkan Rubezh dalam silo.
Rudal RS-26 Rubezh mencapai sasaran dipandu inersial dengan Glonass atau Global Navigation Satellite System. Kemampuan pemandu dengan Glonass telah terbukti ketika Rusia meluncurkan rudal jelajah dari Armada Laut Kaspia untuk menghancurkan target-target di Suriah, yang jaraknya 1.500 km, dengan akurat. Sumber TASS menyebutkan bahwa RS-26 Rubezh pertama akan ditempatkan pada divisi rudal Irkutsk di Siberia.

Sumber : http://foto.tempo.co/read/beritafoto/40707/rs-26-rubezh-rudal-nuklir-rusia-yang-sulit-dihancurkan

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb